3 Hal Populer saat Ramadan yang Sering Diamalkan tapi Tidak Tepat

oleh -149 Dilihat
oleh

JAKARTA – Anda pasti sering mendengar ungkapan saat bulan Ramadhan seperti “tidurnya orang yang berpuasa pahalanya” bukan? Hal ini dianggap tidak pantas oleh sebagian ahli, dan ini bukan satu-satunya.

Dalam mempelajari Islam ada tiga sumber yang dijadikan pedoman. Ketiganya adalah Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma (pendapat para ahli). Namun, masih banyak beredar hadis palsu atau misinformasi di internet yang dianggap benar.

Nah itulah beberapa ungkapan populer saat bulan puasa, namun nyatanya tidak benar.

1. Tidur untuk Mendapatkan Hadiah

Foto: via Okezone

Istilah “tidur biru cepat” kerap dijadikan alasan untuk gelisah seharian selama bulan puasa. Alasannya dengan mengacu pada Hadits Riwayat Baihaqi yang berbunyi:

Arab

Penjelasan: Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah doa, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dosanya diampuni.

Mengutip buku 89 Kesalahan Puasa Ramadhan karya Abdurrahman Al-Mukaffi, hadis di atas merupakan hadis Dhaif (lemah).

Selanjutnya Rasulullah SAW menjadikan puasa sebagai momen peperangan di masa lalu melalui perang. Artinya, sebagai manusia sebaiknya kita mengurangi waktu tidur saat berpuasa dan memperbanyak aktivitas yang membawa keberuntungan. Hal ini juga merupakan hal yang baik menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumid Din:

[Membuka]

Penjelasan: Salah satu cara berpuasa yang paling baik adalah dengan tidak tidur lagi di siang hari, sampai orang merasa lapar, haus, dan lemas, barulah hatinya menjadi jernih.

2. Puasa dengan sesuatu yang manis

Gambar: Shutterstock

Pepatah inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa minuman manis ini begitu digemari saat Ramadhan. Namun pernyataan tersebut bukanlah sunnah atau anjuran Rasulullah (dari mulut).

Bagaimana tata cara puasa yang baik dan benar. Hal ini dijelaskan dalam Hadits Riwayat Abu Daud no. 2356 dan Ahmad.

Anas bin Malik r.a berkata: Rasulullah SAW biasanya menyelesaikan puasa pada ruthab (hari basah) sebelum shalat. Jika tidak ada ruthab, maka dia membatalkan puasa pada tamr (hari kering). Dan jika tidak ada, dia berpuasa dengan gelas. air.” .

Dari hadis tersebut Rasulullah menyebutkan tata cara puasa yaitu hari basah (diutamakan), jika tidak ada maka berbuka pada hari kemarau, jika tidak ada maka minum air putih juga. Hadits tidak secara jelas menyatakan bahwa berpuasa yang manis-manis (bukan kurma) merupakan sunnah yang diamalkan Nabi.

Lantas, dari mana asal ungkapan “puasa yang manis-manis” dan populer di kalangan masyarakat? Kebetulan itu adalah slogan iklan sebuah merek teh kemasan terkenal yang diperkenalkan pada tahun 2014. Sejak saat itu kata tersebut populer hingga sekarang.

3. Sholat Puasa

Foto: Pexels

Doa puasa yang banyak dipublikasikan dan populer di masyarakat adalah sebagai berikut.

[arabBula] ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *