Laporan reporter INFOKUTIM.COM.com, Ismoyo
INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA – Pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) mengalami kebakaran pada Minggu pagi (24/12/2023).
ITSS sendiri merupakan salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.
Diketahui, musibah tersebut bermula dari kecelakaan yang dialami sejumlah pekerja saat memperbaiki tungku dan memasang ubin pada tungku.
Akibat kejadian tersebut, Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspek Indonesia) menuding terjadi pelanggaran terkait penerapan kesehatan dan keselamatan kerja.
“Kami menduga kuat adanya pelanggaran ketentuan K3 di PT ITSS yang mengakibatkan terjadinya ledakan pada tungku alumunium yang mengakibatkan meninggal dunia dan luka-luka,” kata Ketua Aspek Mirah Sumirat dalam keterangannya, Senin (25/12/2023).
Pimpinan perusahaan PT ITSS harus ditindak secara hukum atas tragedi kemanusiaan ini dan PT ITSS harus ditutup sementara agar proses pemeriksaan dapat dilakukan secara menyeluruh di seluruh bagian perusahaan, lanjutnya.
Terkait kematian tersebut, PT ITSS diminta bertanggung jawab kepada keluarga untuk memastikan keluarga korban dapat melanjutkan hidup setelah kehilangan kepala keluarga.
Mirah Sumirat juga menyinggung persoalan lemahnya pengawasan terhadap penerapan K3 di Indonesia, akibat mudahnya investasi di Omnibus Law Cipta Kerja.
Lemahnya pengawasan dan minimnya jumlah pengawas yang profesional merupakan permasalahan abadi yang tidak pernah terselesaikan oleh pemerintah.
“Aspek Indonesia mengharuskan pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan untuk serius dalam pengendalian tenaga kerja,” jelas Mirah.
“Termasuk persoalan penerapan K3 di seluruh perusahaan di Indonesia. Kami berharap ledakan tungku di PT ITSS ini menjadi yang terakhir dan tidak terjadi di tempat lain,” tutupnya.
Kepala Hubungan Media PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, kebakaran tungku aluminium pada Minggu terjadi saat pekerja sedang memperbaiki tungku dan memasang ubin pada tungku.
Berdasarkan penyelidikan awal, penyebab ledakan diduga karena masih ada cairan di dasar tungku yang menyebabkan ledakan.
“Saat proses perbaikan terjadi ledakan. Di lokasi tersebut juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku,” kata Dedy dalam keterangannya, Minggu (24/12/2023).
“Selanjutnya ledakan pertama menyebabkan beberapa tabung oksigen di kawasan itu meledak,” lanjutnya.
Dedy mengatakan, api tungku berhasil dipadamkan pada pukul 09.10 WITA.
Pekerja yang mengalami kecelakaan itu dibawa ke klinik 1 dan 2 PT IMIP. Sementara korbannya kini berjumlah 51 orang.
12 orang tewas dalam kejadian tersebut, terdiri dari 7 TKI dan 5 TKA.
38 orang luka ringan dan berat saat ini sedang mendapat perawatan medis.
Dedy melanjutkan, IMIP terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengusut kejadian tersebut, termasuk penanganan korban.
PT IMIP akan menanggung seluruh biaya pengobatan para korban dan memenuhi hak dan kewajiban para korban.
“Manajemen PT IMIP sendiri masih melakukan koordinasi untuk menangani seluruh aspek krisis tersebut, termasuk kewaspadaan keselamatan dan keamanan staf, klinik medis, keamanan dan pemberian informasi kepada masyarakat,” jelas Dedy.
Saat ini beberapa korban sudah teridentifikasi dan atas permintaan keluarga korban, jenazahnya hari ini sudah dibawa ke kampung halaman, tutupnya.