Bahaya Minum Alkohol, Usus Bisa Bocor dan Berisiko Peradangan Hati

oleh -125 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Bir atau segelas wine menenangkan sebagian orang. Namun, tahukah Anda apa pengaruh alkohol terhadap triliunan mikroba yang hidup di usus?

“Seperti kebanyakan mikrobiologi, ada banyak hal yang belum kita ketahui,” kata Dr. Lorenzo Leggio, seorang dokter dan ilmuwan yang mempelajari alkoholisme dan kecanduan di National Institutes of Health, Channel News Asia melaporkan pada hari Selasa. 13 Februari 2024

Terlepas dari itu, jelas bahwa mikroba bahagia sangat penting untuk pencernaan yang baik, fungsi kekebalan tubuh, dan kesehatan usus. Ketika para ilmuwan mulai menyelidiki bagaimana konsumsi alkohol mempengaruhi usus, mereka menyadari bahwa konsumsi berlebihan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan.

Selain itu, kata Cynthia Hsu, MD, ahli gastroenterologi di Universitas California, San Diego, sebagian besar penelitian tentang alkohol dan mikroba berfokus pada orang yang minum alkohol secara teratur dan banyak.

Beberapa penelitian menemukan bahwa gangguan penggunaan alkohol, ketidakmampuan mengontrol atau berhenti minum, seringkali disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri “baik” dan “jahat” di usus.

Ini disebut disfagia, kata Hsu, dan umumnya dikaitkan dengan lebih banyak peradangan dan penyakit dibandingkan dengan mikroba sehat. dr. Leggio mengatakan bahwa penderita dispepsia juga bisa memiliki “nyali”, atau saluran usus yang lebih bocor.

Lapisan usus yang sehat bertindak sebagai penghalang antara tubuh dan organ lain di dalam usus – penuh dengan mikroba, makanan, dan racun yang berpotensi berbahaya.

 

 

Ketika saluran usus rusak, bakteri dan racun dapat keluar ke aliran darah dan berpindah ke hati. Menurut Hsu, hal tersebut menyebabkan peradangan dan kerusakan hati.

Sementara itu, dr. Jasmohan Bajaj, ahli hepatologi di Virginia State University dan Richmond VA Medical Center, mengatakan penelitian awal menunjukkan bahwa usus yang tidak sehat dapat berkontribusi pada keinginan untuk minum alkohol.

Misalnya, dalam sebuah penelitian pada tahun 2023, peneliti memeriksa mikroba dari 71 orang berusia 18 hingga 25 tahun yang tidak menderita alkoholisme.

Mereka yang melaporkan minum berlebihan (didefinisikan sebagai empat atau lebih minuman selama dua jam untuk wanita, atau lima minuman atau lebih untuk pria) mengalami perubahan mikrobioma yang dikaitkan dengan keinginan mengonsumsi alkohol.

Penelitian ini juga menambah penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa minum alkohol dalam jumlah banyak dikaitkan dengan lebih banyak penanda peradangan dalam darah.

Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa alkohol menyebabkan dispepsia pada manusia. Kaitannya lebih jelas pada penelitian pada hewan, namun pada penelitian pada manusia sulit bagi peneliti untuk mengontrol faktor-faktor seperti pola makan dan kondisi kesehatan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *