Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp230 Miliar untuk Anak Usaha Nusantara Infrastructure

oleh -196 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Anak perusahaan air bersih PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM) menerima fasilitas kredit senilai Rp 230 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) (BMRI) pada 18 Desember 2023.

Dukungan pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis Potum dan dua anak perusahaannya yaitu PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) di Serang Banten dan PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) di Medan.

CEO Potum Mundi Infranusantara Ridwan Irawan mengatakan fasilitas kredit ini diharapkan dapat mendukung pengembangan proyek POTUM dan cabang-cabangnya, serta memperkuat stabilitas keuangan perseroan di masa depan.

“Kami juga berharap dukungan finansial ini dapat memberikan dampak positif terhadap operasional dengan meningkatkan nilai aset dan nilai perusahaan serta cabang-cabangnya,” ujarnya dalam keterangan resminya, ditulis Kamis (28/12/2023).

Saat ini POTUM menyediakan air bersih untuk menunjang kebutuhan kawasan industri dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui anak usahanya, SCTK dengan kapasitas 350 liter per detik dan DCC 200 liter per menit -Monkey.

Selain itu, perusahaan juga membuka peluang dan kemampuan untuk mendistribusikan air bersih kepada pelanggan domestik, perkantoran, fasilitas sosial dan pelanggan lainnya, serta mendukung perlindungan lingkungan sehingga kebutuhan air bersih dapat terpenuhi tanpa mengambil air dari rumah.

Lanjutnya, saat ini industri air di Indonesia masih terdesentralisasi, sumber air banyak namun belum merata di berbagai wilayah.

“Di SCTK Serang dan DCC Medan sendiri potensinya masih sangat tinggi untuk terus dikembangkan, tahun depan diharapkan mulai dilaksanakan pekerjaan penyambungan baru. Kami juga sedang mengevaluasi banyak pengembangan proyek di kota-kota lain untuk penyediaan kawasan industri dan perumahan. kebutuhannya,” katanya.

Pada tahun 2023, POTUM telah merencanakan belanja modal (capex) sebesar Rp 40 miliar untuk mengembangkan bisnis air minum, dan pada tahun depan POTUM akan melakukan serangkaian langkah strategis untuk meningkatkan laba perusahaan.

“Ke depan, kami juga akan mendorong agar kiprah perusahaan terus positif, banyak upaya yang dilakukan untuk mendukung ekspansi bisnis,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dipastikan bakal fokus di bisnis jalan raya, meski belakangan emiten tersebut dikeluarkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Managing Director Infrastruktur Nusantara M. Ramdani Basri mengatakan jalan telah menjadi tulang punggung kerja META selama bertahun-tahun. Kontribusi bisnis jalan niaga mencapai hampir 65 persen terhadap pendapatan perseroan.

Komitmen kami terhadap bisnis ini ditunjukkan pada tahun lalu ketika kami mengambil alih 40% saham MBZ atau Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, ujarnya dalam paparan publik, Rabu (23/11/2023).

Lanjutnya, META juga akan segera mengerjakan proyek JORR Elevated yang membentang dari Cikunir hingga Ulujami dengan nilai investasi jumbo sebesar Rp 21 triliun.

Sementara itu, Direktur Infrastruktur Nusantara Omar Danni Hasan mengatakan prospek bisnis dengan sistem keuangan cukup menjanjikan. META telah mengelola jalan tol selama hampir 15 tahun, ruas jalan tol yang dikelola META ada yang sudah matang atau menghasilkan pendapatan, ada yang dalam tahap pengembangan, dan ada pula yang masih dalam pengembangan.

Bisnis income street juga dinilai berpotensi memberikan kontribusi pendapatan positif terhadap META dalam jangka panjang.

“Jika dikelola dengan baik, arus kas ini dapat menghasilkan imbal hasil investasi yang menarik,” kata Danni.

Manajemen META pun menegaskan akan terus menjajaki berbagai peluang untuk mengembangkan bisnis keuangan di masa depan.

Diberitakan sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengungkapkan akan mengkaji isu pembaruan atau pencatatan kembali saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebab, Perseroan akan segera menjadi perusahaan tercatat.

Sebelumnya, Perseroan menyampaikan rencana privatisasi dan likuidasi sukarela setelah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan (RUPSLB) yang akan digelar pada 19 Desember 2023.

Ketua Nuşantara Infrastruktur, Direktur Ramdani Basri, mengatakan pihaknya akan mengkaji masalah penagihan setelah keluar dari BEI.

“Kita akan pikirkan dan evaluasi, ini untuk manajemen. Kita akan pikirkan dan lihat perkembangannya,” kata Ramdani saat tampil di depan publik, Kamis (23/11/2023).

Namun, jelasnya, sejauh ini belum ada diskusi dengan pemerintah mengenai potensi restart.

Selain itu, kata dia, ada banyak alasan mengapa perusahaan menarik diri. Pertama, likuidasi sukarela dan terpaksa karena perusahaan tidak sedang berkembang alias bangkrut, namun sedang dalam keadaan berkembang sehingga perusahaan menawarkan pemegang saham untuk menjual sahamnya, karena berbagai alasan.

Kemudian setelah melakukan penggalangan modal waralaba pada tahun 2010 dan 2018, META belum melakukan penggalangan dana dari pasar modal dan belum ada rencana.

“Kinerja keuangan kami di kuartal III rugi, kami tidak membagikan dividen setelah FY2018 karena banyak proyek yang sedang dalam pengembangan, yang merugikan pemegang saham karena kami tidak bisa membayar dividen,” ujarnya.

Beliau mengembangkan industri jalan tol kita yang membutuhkan investasi besar dan return yang lama, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membayar dividen.

“Inilah alasan likuidasi, membutuhkan dana yang besar dan hingga saat ini perseroan kesulitan membayarkan dividen kepada pemegang saham, padahal investor membutuhkan dividen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *