Bersifat Ringan, Ketahui Reaksi Pemberian Vaksin Polio nOPV2 pada Anak

oleh -103 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyelenggarakan vaksinasi tambahan atau subvaksinasi Pekan Imunisasi Polio Nasional yang disebut Pin Sub-Polio di tiga wilayah mulai hari ini, Senin, 15 Januari 2024 . .

Jenis vaksin polio yang akan digunakan pada sub polio kali ini adalah vaksin generasi terbaru yaitu Oral Novel Polio Vaccine Type 2 atau nOPV2. Suntikan diberikan dalam dua tetes setidaknya selama satu bulan.

Tentang keamanan, Prof. Hinki Hendra Irwan Satri, Ketua Komisi Nasional Komplikasi Pasca Imunisasi (COMNAS KIPI) mengatakan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh bayi dan anak.

“Vaksin ini menimbulkan efek samping yang tidak serius setelah vaksinasi. Jadi ringan, hanya bertahan sebentar. Dengan atau tanpa pengobatan,” kata Hinkie dalam siaran pers bersama Kementerian Kesehatan RI, Senin, 15 Januari. bahwa mereka akan melakukan reformasi. ” 2024.

Berdasarkan data uji klinis yang dilakukan oleh produsen, dalam hal ini Bio Pharma, reaksi setelah penyuntikan nOPV2 adalah sebagai berikut: Menangis 15% Letargi 7% Demam 11% Anoreksia 15% Kehilangan nafsu makan 11% Muntah 13%.

Reaksi ini berlangsung selama 1-2 hari setelah vaksinasi dan hilang setelah 1-2 hari dengan atau tanpa pengobatan vaksin polio.

Kontraindikasi nOPV2:

– Penyakit imunodefisiensi primer

– Reaksi imunosupresif (akibat obat-obatan, leukemia, limfoma, dan keganasan lainnya)

– Penyakit menular akut disertai demam. Ini mungkin diresepkan jika Anda menderita batuk ringan atau pilek.

Di Indonesia, hampir tujuh juta dosis vaksin NOPV2 telah diberikan. Yakni pada saat pelaksanaan Sub Pin Polio 2023 di Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa Barat.

Berdasarkan penerapan sub PIN, sebenarnya cukup banyak masyarakat yang melaporkan KIPI berat. Setelah diselidiki, diputuskan bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan vaksinasi.

“Ada laporan KIPI berat, namun setelah diselidiki lebih lanjut, dipastikan acak, artinya tidak ada kaitannya dengan vaksinasi, ada yang campak, demam berdarah, dan ada pula yang infeksi bakteri,” kata Hinkie.

Salah satu reaksi yang dikhawatirkan orang tua adalah demam. Dalam hal ini, Hinkie mengatakan demam yang muncul biasanya tidak tinggi.

Berdasarkan data, vaksin polio tidak menyebabkan demam tinggi, kecuali demamnya sangat tinggi, kata Hinkie.

Demam merupakan reaksi terhadap masuknya benda asing.

“Virus yang masuk itu dalam keadaan lemah, perlu suhu tertentu, suhu demam, untuk membuat antibodi tertentu, jadi ada yang tidak terlalu tinggi, ada yang tinggi,” kata Hinkie.

Jika demam, Anda bisa menggunakan obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen.

“Jika Anda memberi saya obat penurun demam, demamnya akan turun dalam semalam,” kata Hinkie.

Menyusul ditemukannya kasus polio di Kabupaten Pamkasan dan Sampang Jawa Timur, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Pekan Imunisasi Polio Nasional atau Sub-PIN Polio mulai tanggal 15 Januari 2024 untuk menangani kasus polio berat (KLB). dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Daerah yang memberikan tambahan vaksinasi adalah seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang pernah terjadi wabah polio.

Vaksinasi tambahan juga dilakukan di Kabupaten Slayman DIY, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, yang baru-baru ini ditemukan kasus polio.

Vaksin polio menyasar anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status vaksinasi sebelumnya. Artinya, meski status imunisasinya terpenuhi, anak tersebut tetap harus mengikuti program Sub Pin Polio.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *