INFOKUTIM.COM, Jakarta Hari ini, Senin 15 Januari 2024, Pekan Vaksinasi Sub Polio atau PIN Sub Polio akan digelar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman DIY. Jika mengacu pada data, efek samping atau efek samping setelah vaksin polio nOPV2 dinilai tidak serius.
Profesor Hinky Hindra Irawan Satari, Ketua Komite Nasional Kejadian Ikutan Imun (Komnas KIPI), mengatakan bahwa “KIPI bersifat ringan, berumur pendek, dapat diobati dengan atau tanpa pengobatan.”
Reaksi yang mungkin terjadi antara lain menangis pada 15 persen, lesu pada 7 persen, demam pada 11 persen, kegelisahan pada 15 persen, kehilangan nafsu makan pada 11 persen, dan muntah pada 13 persen.
Salah satu reaksi yang membuat khawatir para orang tua pasca vaksinasi adalah demam. Mengenai hal ini Pak Hinkie menyampaikan bahwa demam yang timbul tidaklah tinggi.
Kata Hinkie pada konferensi pers dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat India Jumat lalu. “Menurut data, vaksin polio tidak menyebabkan demam tinggi, dan kalau ada demam tidak tinggi.”
Demam adalah reaksi tubuh terhadap invasi asing.
“Virus yang masuk itu lemah, dan untuk membuat antibodi tertentu, diperlukan suhu tertentu, seperti suhu demam, jadi ada yang (tidak) tinggi, ada yang tinggi,” kata Hinkie.
Jika demam terjadi setelah vaksinasi, obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen dapat diberikan. Obat ini bisa Anda peroleh dari dokter atau puskesmas terdekat.
Jadi tidak perlu panik, tapi kalau demam ada kewaspadaan, kasih obat, turunkan demamnya, tanyakan ke dokter atau puskesmas, kata Hinkie.
Lanjutnya, “Kalau dikasih obat penurun demam, nanti malam turun.” .
Jika demam tidak kunjung turun dalam semalam, kemungkinan besar hal tersebut bukan disebabkan oleh vaksin polio.
“Jika demam lebih dari satu malam, jika bukan karena vaksinasi flu, segera periksakan ke dokter atau puskesmas atau bidan terdekat,” sarannya.
Oleh karena itu, Anda bisa mengetahui penyebab demam pada anak.
Sub-PIN polio dilakukan setelah ditemukan kasus kelumpuhan di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur. dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Daerah untuk vaksinasi tambahan adalah seluruh kota/kota endemis polio di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Vaksinasi tambahan diberikan di Kabupaten Sleman DIY, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, tempat ditemukannya kasus polio beberapa waktu lalu.
Vaksin nOPV2 diberikan dalam dua dosis dengan jarak minimal satu bulan. Putaran 1 akan dimulai pada 15 Januari 2024 dan Putaran 2 akan dimulai pada 19 Februari 2024.
Setiap siklus dilaksanakan dalam waktu seminggu dengan jarak antar siklus minimal satu bulan.