INFOKUTIM.COM, JAKARTA – Direktur Utama Kelompok Pengelola Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati menyatakan perlunya pengelolaan inventaris untuk mencapai target operasi cadangan bahan bakar minyak (BBM) yang diperkirakan mencapai 23 hari pada tahun 2024.
Cadangan operasi bahan bakar diatur dalam Peraturan BPH Migas Nomor 9 Tahun 2020, dimana pada tahun 2024 cadangan operasi kelompok usaha ditetapkan sebesar 23 hari.
“Namun berdasarkan penilaian BPH Migas, masih terdapat kendala yang dihadapi oleh dunia usaha dalam penerapannya. Perlunya pengelolaan stok bahan bakar dari sudut pandang badan usaha yang dilakukan secara efektif dan efisien dalam penyediaan pasokan bahan bakar dengan memperhatikan pelaku usaha. , namun tetap menjamin keamanan pasokan,” ujarnya di Kabupaten Bogor, Sabtu (30/12/2023).
Erika mengungkapkan, hasil penilaian tersebut dikumpulkan dalam pertemuan pemangku kepentingan yang diadakan BPH Migas dengan kelompok industri migas.
Pada saat yang sama, forum diskusi di bidang gas bumi menyimpulkan bahwa infrastruktur gas bumi yang ada dapat dikembangkan dengan baik setelah gas bumi menjadi jembatan dalam transfer energi.
“Perlu adanya kebijakan yang mendukung kepastian alokasi gas bumi kepada pelaku usaha dan menjamin pengembalian investasi,” ujarnya.
Erika mengatakan, menjamin keadilan dan keamanan energi bagi masyarakat bukanlah hal yang mudah. Letak geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang sulit diakses, minimnya infrastruktur pipa gas bumi yang menghubungkan pasokan dan permintaan, serta tidak meratanya distribusi fasilitas distribusi BBM yang menjangkau masyarakat, menjadi kendala utama pasokan energi di Indonesia.
Pada 28 Desember 2023, realisasi penyaluran beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (JBT) solar mencapai 17,64 juta KL atau 102,69 persen dari total kuota 17 juta KL.
Sementara kinerja penyaluran minyak tanah JBT sebesar 0,489 juta KL atau mencapai 97,89 persen dari kuota sebesar 0,500 juta KL. Sedangkan kinerja Jenis Bahan Bakar Spesifikasi Khusus (JBKP) Pertalite sebesar 29,77 juta KL atau 91,43 persen dari kuota sebesar 32,56 juta KL.
Selain itu, pembangunan infrastruktur gas bumi kini mencapai 22.478,62 km atau 103 persen dari target 21.900 km yang meliputi panjang pipa transmisi sepanjang 5.360,46 km; jaringan pipa distribusi sepanjang 6.241,03 km; dan pipa gas sepanjang 10.877,13 km.