Surabaya – Profesor (HCUA) Carina Dewi Joe BSc MSc PhD mengatakan epidemi global merupakan ancaman serius bagi kehidupan manusia. Ancaman ini tidak mencegah munculnya patogen yang dapat menjadi epidemi baru.
“Pandemi global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi ancaman besar bagi sektor kesehatan, ekonomi, dan sosial. Kita perlu beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena patogen-patogen baru akan terus berkembang, terutama pada pengembangan vaksin,” ujarnya saat disumpah. sebagai guru besar kehormatan Universitas Airlangga (Unair) pada Rabu (20/12/2023).
Dalam ceramah bertajuk Strategi Baru Mencegah dan Menaklukkan Epidemi: Mengintegrasikan Teknologi dan Keahlian Manusia, ia mengatakan vaksin adalah kunci untuk menghentikan ancaman penyebaran penyakit. Meningkatkan daya tahan tubuh dan hidup sehat,” ujarnya.
Tidak hanya vaksin Covid-19, pengembangan vaksin terhadap patogen lain harus terus dilakukan. Ini adalah epidemi baru di masa depan.
Pengembangan vaksin memerlukan pendekatan yang berbeda. Dari cara tradisional hingga cara kolaboratif dengan teknologi. “Pendekatan ini penting dalam pengembangan obat-obatan baru guna meningkatkan kesiapan menghadapi epidemi di masa depan,” kata alumnus Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) Australia ini.
Seiring dengan kelanjutan Carina, kemunculan patogen baru terus berkembang dan harus mengarah pada pengembangan vaksin. Dalam hal ini, ketersediaan vaksin mRNA terbukti menjadi pilihan yang lebih kuat dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19. “Vaksin mRNA merupakan bidang baru yang telah mengubah wajah pengembangan vaksin,” tambahnya.
Selain itu, Profesor (HCUA) Carina mengatakan mRNA telah membuka jalan untuk mengembangkan vaksin adaptif terhadap patogen baru. Selain itu, teknologi vaksin baru seperti vektor virus dan mRNA telah terbukti efektif melawan ancaman epidemi.
“Dalam penanganan COVID-19, respons terhadap mRNA didasarkan pada pengembangan vaksin yang disesuaikan dengan patogen dan varian lain yang muncul,” ujarnya.
Carina juga melihat pengembangan vaksinasi sebagai investasi kesehatan Indonesia. Investasi di bidang kesehatan ini menjaga dan melindungi generasi penerus bangsa dan negara.
Selain itu, Profesor Tonu (HCUA) Carina, investasi pengembangan vaksin berarti Indonesia bisa mandiri membangun infrastruktur pengembangan vaksin.
“Dengan berinvestasi pada penelitian dan pengembangan vaksin, kita dapat mengembangkan vaksin yang lebih baik, lebih aman, dan terjangkau. Kita dapat menciptakan produk vaksin yang dapat menghasilkan vaksin individual,” kata peneliti Universitas Oxford tersebut.
Terakhir, Profesor (HCUA) Carina juga menyampaikan bahwa kerja sama penting untuk memperkuat kehidupan kesehatan di tengah epidemi. Kerjasama diharapkan di bidang teknologi, pendidikan, hukum dan kerja sama.
“Kita perlu bersinergi dalam bidang teknologi, pengetahuan, dan kerja sama untuk menciptakan infrastruktur kesehatan yang baru dan maju, terutama di daerah yang aksesnya kurang (tidak baik),” ujarnya.