Diminta Nasihat Pernikahan, Tom Lembong: Kalau Sudah Nemu Jodoh yang Tepat, Terjang!

oleh -24 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Calon Presiden (Capres) 01 Anes Baswedan dan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong menarik perhatian rekan-rekannya dengan keputusannya untuk live di TikTok. Selain menyampaikan pandangan politiknya, keduanya juga menyempatkan diri menjawab pertanyaan yang diajukan di kolom komentar.

Salah satu momen yang menyita perhatian warganet adalah saat Tom meminta nasehat pernikahan kepada Lembonge. Dalam video yang viral di Twitter pada Selasa sore, 23 Januari 2024, Tom Lembong ditanya apakah lebih baik “menetap dulu atau menikah dulu”.

Menurut pria bernama asli Thomas Trichasikh Lembong ini, tidak ada momen atau waktu yang “sempurna” untuk menikah. Jika Anda merasa sudah menemukan pasangan yang tepat, ia menyarankan untuk tidak meninggalkannya sampai nanti.

“Sangat jelas bagi saya bahwa tidak ada waktu seperti itu, tidak ada waktu yang tepat untuk menikah. Jika seseorang berkata, “Oh, saya harus punya uang atau level ini di perusahaan dulu,” maka tidak. kata Tom Limbong.

Seperti Tom Lembong, Anis Baswedan mengatakan, “Saat kita menemukan pasangan yang menurut kita tepat, Bismillah! “Mulailah hidup bersama dan bangun stabilitas bersama.”

Anis melanjutkan: “Kedepannya tidak ada lagi istilah perjuangan suami, perjuangan istri (atau) kesuksesan suami, kesuksesan istri, karena era perjuangan dan kesuksesan akan berlangsung bersama-sama.”

Artikel Anis Baswedan dan Tom Lembong tentang nasehat pernikahan mendapat tanggapan menarik dari rekan-rekan.

@Sunda ***** mentweet: “Jadi saya ingin menikah.”

Yang lain berkata: “Tuan Tom, saya ingin menikah juga, tetapi pria ini harus memiliki karakteristik yang sama dengan ayah Anda.”

@Peac ******* mentweet: “Pernahkah Anda berpikir untuk melamar calon presiden dan tim calon presiden?”

Siapa Tom Lembong? Nama aslinya adalah Thomas Trichasikh Lembong, mantan Menteri Perdagangan yang mulai menjabat pada 12 Agustus 2015. Ia menggantikan Rahmat Gobel.

Kini nama Tom Lembong kembali menjadi perbincangan setelah bergabung dengan pasangan sukses calon presiden (Capress) dan tim (Capress) 1, Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Kak Imin. Beberapa hari lalu, video Tom Lembong membahas tempat penitipan anak muncul di Twitter. Profil lengkap Tom Lembong

Dikutip dari saluran berita INFOKUTIM.COM, Tom Lembong memiliki rekam jejak yang mengesankan di dunia pemerintahan dan keuangan. Beliau menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 27 Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019.

Sebelum menjabat di pemerintahan, Tom Lembong bekerja di beberapa lembaga keuangan internasional, termasuk Deutsche Bank, Morgan Stanley dan Farindo Investments.

Tom Lembong memulai karirnya di Morgan Stanley & Company sebagai mitra penjualan dan perdagangan, kemudian menjadi eksekutif senior di praktik keuangan perusahaan Macindo di divisi ekuitas Morgan Stanley (Singapura) dan bankir investasi di German Securities.

Dari tahun 2002 hingga 2005, Tom Lembong memimpin divisi tersebut dan menjabat sebagai Senior Vice President Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN). Dia kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Principle Management Group.

Tom Lembong mendirikan Quvat Capital, sebuah perusahaan investasi dengan pengelolaan lebih dari $500 juta. Perusahaan mengelola 11 perusahaan portofolio di berbagai sektor, antara lain: maritim, konsumen, dan logistik keuangan.

Prestasinya telah diakui oleh World Economic Forum (Davos) yang memberinya penghargaan Young Global Leader (YGL) pada tahun 2008. Tom Lembong menerima gelar AB (Bachelor of Arts) di bidang Arsitektur dan Perencanaan Kota dari Universitas Harvard pada tahun 1994.

Sementara itu, menurut kanal INFOKUTIM.COM, Tom Lembong mengenyam pendidikan dasar di Jerman pada tahun 1974 hingga 1981, dan ayahnya melanjutkan pendidikannya. Setelah Tom Lembong kembali ke Jakarta, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar dan Menengah Regina Pax di Jakarta.

Sementara itu, ia pindah ke Boston, AS saat masih duduk di bangku SMA. Ia kemudian memperoleh gelar sarjana di bidang arsitektur dan perencanaan kota dan lulus dari Universitas Harvard pada tahun 1994. Ia juga terpilih sebagai Young Global Leader oleh World Economic Forum (WEF) pada tahun 2008.