Elon Musk Bakal Buka Akses Grok, Publik Bisa Pakai Pesaing ChatGPT

oleh -130 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Elon Musk kembali menjadi sorotan dunia teknologi, dimana kali ini bos Twitter X mengungkapkan niatnya untuk membuka akses kode sumber Grok.

Grok sendiri merupakan chatbot yang dibuat oleh perusahaan AI milik Elon Musk yaitu xAI dan diharapkan dapat menjadi pesaing kuat ChatGPT.

Kabar ini muncul setelah Elon Musk menggugat OpenAI karena bukan organisasi open source nirlaba.

Minggu ini @xAI akan membuka akses ke Grok, kata Elon Musk di akun media sosial X pribadinya, Selasa (12/3/2024).

Saat ini Grok hanya tersedia bagi pengguna berlangganan platform media sosial X yang membayar USD 16 atau Rp 247.000 per bulan.

Dengan ini, pengguna atau pengembang akan memiliki akses ke kode utama pesaing ChatGPT AI.

Tentu saja, hal ini memberikan peluang untuk mempercepat inovasi di bidang AI, karena semakin banyak orang yang dapat terlibat.

Meski berpotensi membantu banyak orang, namun ada yang khawatir Grok open source ini juga bisa dieksploitasi oleh penjahat.

Sayangnya, Musk tidak merinci bagaimana, seperti apa akses publik terhadap kode inti Grok, atau apa dampaknya.

Ini bukan kali pertama perusahaan besutan Elon Musk membuka akses ilmunya. Sepuluh tahun lalu, Tesla membuka akses patennya pada teknologi kelistrikan.

Oleh karena itu, hampir semua pembuat mobil besar telah mengadopsi konektor pengisian kendaraan listrik Tesla.

Di sisi lain, Elon Musk dan jejaring sosial X baru saja digugat oleh mantan CEO Twitter dan beberapa eksekutif jejaring sosial tersebut.

Dia dan

Mantan CEO Twitter Parag Agrawal, mantan CFO Ned Segal, mantan CEO Vijay Gadde, dan mantan CEO Sean Edgett termasuk di antara mereka yang menggugat Elon Musk dan X.

Tuduhan gugatan tersebut bermula dari kekacauan yang terjadi saat bos Tesla membeli perusahaan tersebut pada Oktober 2022.

Sebagai langkah awal akuisisi, Elon Musk langsung memecat para eksekutif platform media sosial Twitter.

Berdasarkan isi gugatannya, bos SpaceX itu merasakan “kemarahan khusus” terhadap para eksekutif Twitter, yang mereka anggap berperan besar dalam menunda proses akuisisi Twitter.

Karena itulah, Elon Musk berkali-kali menarik diri dari kepemilikan Twitter. Berdasarkan gugatan tersebut, Agrawal berhak mendapat ganti rugi sebesar $57,4 juta.

Sementara itu, CEO media sosial Ned Segal menyumbang $44,5 juta, Gadd $20 juta, dan Edgett $6,8 juta, dengan total $128 juta.

Gugatan ini mengacu pada halaman biografi Elon Musk yang ditulis oleh Walter Isaacson.

Buku tersebut menjelaskan bahwa Elon menutup kesepakatan akuisisi sehari sebelum penutupan sehingga para eksekutif Twitter bisa dipecat.

“Untuk alasan-alasan yang mendahului pemberian opsi saham secara definitif,” tulis Walter dalam buku tersebut. Menurutnya, Elon mengatakan manuver hukum ini membuat dia tidak bisa membayar tunai sebesar $200 juta.

“Musk tidak membayar paket pesangon kepada para eksekutifnya, merasa peraturan tersebut tidak berlaku baginya, dan menggunakan kekayaan serta kekuasaannya untuk menindak siapa pun yang tidak setuju dengannya,” kata gugatan tersebut.

“Elon Musk memutuskan dia tidak mau membayar tagihan mereka, memecat mereka tanpa alasan, lalu membuat alasan palsu dan menunjuk karyawan perusahaannya untuk menegakkan keputusannya.”

Hingga berita ini diturunkan, X belum berkomentar maupun menanggapi gugatan tersebut. Ini bukan kali pertama Elon Musk dan X digugat.

Sebelumnya, gugatan lain mengklaim Twitter berhutang pesangon lebih dari $500 juta kepada mantan karyawannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *