Fakta Mencengangkan: Ini Dampak Kekurangan Kalsium dan Vitamin D pada Anak

oleh -40 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Survei Gizi Asia Tenggara (SEANUTS) II terbaru mengungkapkan masih banyak anak di Indonesia yang mengalami kekurangan vitamin D dan kalsium.

Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K),  menyoroti risiko kesehatan yang bisa timbul jika kekurangan gizi tidak dikendalikan, terutama pada masa pertumbuhan anak. Apa jadinya jika kekurangan kalsium dan vitamin D?

Kalsium dan vitamin D adalah nutrisi penting untuk kesehatan tulang. Faktanya, Prof. Rini menyebut vitamin D dan kalsium sebagai “penyelamat” bagi perkembangan tulang pada anak.

Ia mengingatkan, pertumbuhan tulang terjadi pada anak usia 18 tahun. Tulang kemudian berhenti tumbuh dan penyerapan kalsium sangat berkurang.

Tanpa kalsium dan vitamin D yang cukup, anak-anak berisiko terkena rakhitis, suatu kondisi yang melemahkan tulang akibat kekurangan vitamin D.

Selain itu, vitamin D juga penting untuk stamina, sehingga anak yang kekurangan nutrisi tersebut kemungkinan lebih mudah sakit, ujarnya baru-baru ini di Jakarta. Jenis susu apa yang terbaik untuk anak?

Prof. Rini menjelaskan pentingnya memilih susu yang kaya vitamin D dan kalsium bagi anak. Di perkotaan, banyak orang tua yang sudah memahami pentingnya memilih susu tanpa tambahan gula dan tinggi vitamin dan mineral.

Namun di beberapa daerah, orang tua seringkali hanya mengandalkan susu “putih” tanpa mempertimbangkan nilai gizinya.

“Susu yang baik adalah yang mengandung vitamin D dan kalsium yang tinggi,” imbuhnya.

 

Ada berbagai jenis susu, seperti susu siap minum dan susu bubuk yang dirancang khusus untuk anak. Namun susu kental manis (SCM) tidak direkomendasikan sebagai sumber pangan utama karena kandungan gulanya yang tinggi dan nilai gizinya yang rendah.

“Tidak masalah jika susu tersebut diberi rasa asalkan kaya akan kalsium dan vitamin D serta tidak mengandung tambahan gula dalam jumlah berlebihan,” ujarnya.

 

SEANUTS II juga menemukan konsumsi susu sarapan anak Indonesia masih rendah.

Ya, kata Prof. Rini, sarapan pagi yang dilengkapi dengan susu, dapat membantu memberikan energi yang dibutuhkan anak dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk belajar di sekolah. “Sarapan dengan susu akan sangat bermanfaat karena energi dan nutrisi di dalamnya langsung digunakan untuk aktivitas anak,” ujarnya.

Untuk membiasakan anak sarapan dengan susu, orang tua bisa mencoba memberikannya sebelum makan utama. Ini merupakan cara efektif untuk memberikan nutrisi penting pada anak di pagi hari.

 

Kami berharap penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vitamin D dan kalsium bagi kesehatan tulang anak serta memberikan panduan praktis dalam memilih susu yang tepat.

Dengan memberikan gizi yang cukup, anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan terhindar dari risiko penyakit akibat gizi buruk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *