INFOKUTIM.COM, JAKARTA — Direktur Eksekutif Indef of Economics and Finance (Indef) Institute for Development Esther Sri Astuti mengatakan kenaikan harga MinyaKita dapat meningkatkan harga pokok produksi, meningkatkan harga pokok barang, dan meningkatkan pendapatan. harga barang. Jika tidak segera teratasi
“(Kenaikan harga MinyaKita) pasti berdampak pada kenaikan harga komoditas yang dapat meningkatkan harga komoditas,” kata Esther pada Senin (18/11/2024).
Esther berpendapat kenaikan harga MinyaKita dapat meningkatkan biaya produksi; Oleh karena itu, pengendalian harga diperlukan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 ketika permintaan pangan meningkat.
Menurut dia, kenaikan biaya produksi dapat meningkatkan harga jual produk di tingkat konsumen, sehingga memperkuat daya beli masyarakat.
Dampak kenaikan harga MinyaKita akan meningkatkan biaya produksi dan meningkatkan harga jual produknya, ujarnya.
Ester melihat fenomena ini sebagai salah satu bentuk inflasi, dimana kenaikan biaya produksi menyebabkan harga barang naik sehingga berdampak pada harga barang.
Konsumen mungkin akan merasakan dampak tambahan, terutama produk-produk yang bergantung pada minyak goreng, karena kenaikan harga komoditas tidak dapat dihindari. “Ini yang disebut inflasi,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Esther menyarankan tiga langkah utama: menjaga harga minyak; memastikan distribusi minyak yang baik; dan pastikan minyak gorengnya cukup.
Menurutnya, stabilisasi harga pangan dan distribusi yang baik menjadi kunci untuk memitigasi dampak harga yang dapat berdampak pada masyarakat umum seperti usaha kecil dan konsumen.
Dengan langkah positif tersebut, pemerintah bisa menekan cost of money menjelang Natal dan Tahun Baru. Kami bertujuan untuk menjaga kelangsungan usaha kecil dan melindungi daya beli masyarakat.