Inovasi Cabai Bernilai Tambah, K-One Petung KKN UMBY Gandeng Kelompok Wanita Tani

oleh -129 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta Cabai (famili Solanaceae, genus Capsicum) merupakan buah yang digunakan sebagai penyedap atau bumbu berbagai masakan di seluruh dunia. Cabai rawit dapat digunakan dengan berbagai cara, baik segar maupun kering.

Ada beberapa varietas yang bisa ditanam di Indonesia, antara lain cabai merah, cabai merah besar, cabai hijau, bahkan cabai hibrida dengan bumbu dan warna berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatan kembali cabai merah sebagai produk bernilai tambah merupakan langkah kreatif untuk meningkatkan pemanfaatan cabai merah di berbagai sektor dan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam.

Kelompok K-One Petung Universitas Merku Buana Yogyakarta (UMBY) yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai profesi berhasil mencapai kerjasama penting dengan Kelompok Wanita Tani Dusun Petung. Inisiatif kolaboratif ini menjadi landasan penting dalam upaya membangun kolaborasi positif antara akademisi dan komunitas pertanian. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah pengolahan lada menjadi produk bernilai tambah.

Dengan langkah inovatif tersebut, KKN UMBY kelompok 1 berharap dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian, memberikan dukungan nyata kepada petani lokal dan memperluas distribusi produk pertanian ke berbagai daerah.

Berikut hasil Kesegaran Cabai pada Produk Bernilai Tambah yang berhasil dirangkum INFOKUTIM.COM pada Jumat 2 Februari 2024.

Kelompok 1 yang mengikuti tugas khusus kuliah kerja praktek (KKN) Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) XLIV Universitas Merku Buana (UMBY), Yogyakarta, berhasil melaksanakan program pendampingan pembuatan produk bubuk cabai. Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Petung. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (27 Januari 2024). Di sini mahasiswa terlibat aktif dalam mendukung dan membimbing anggota KWT.

Pembuatan bubuk cabai dibimbing langsung oleh mahasiswa KKN Program Pelatihan Teknologi Hasil Pertanian (THP) UMBY. Program ini tidak hanya sekedar program untuk mengimplementasikan ilmu yang dimiliki mahasiswa, namun juga merupakan kolaborasi masyarakat yang merupakan produk terbaik di daerah.

Sedikitnya ada 8 orang anggota KWT yang membantu pembuatan produk bubuk cabai. Pendampingan ini meliputi beberapa tahapan mulai dari pemilihan lada yang optimal hingga pengolahannya menjadi bubuk lada. KKN yang tergabung dalam K-One Petung membekali mahasiswa dengan ilmu terkini mengenai teknik pengolahan dan pengemasan yang baik, serta pemasaran hasil pertanian.

Pada saat yang sama, Kelompok Wanita Tani menyumbangkan kearifan lokal dan pengalaman praktis yang merupakan modal berharga bagi keberhasilan produksi. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dan bertukar ide selama produksi.

Bubuk cabai merupakan bahan penting dalam banyak masakan, baik di rumah maupun di industri makanan dan minuman. Permintaan cabai bubuk semakin meningkat karena kemudahan penggunaan dan umur simpan yang lebih lama dibandingkan cabai segar. Proyek ini menghadirkan inovasi nilai tambah pada produk pertanian melalui pengolahan dan pengemasan.

“Tentunya kami sangat senang bisa bekerjasama dengan ibu-ibu KWT Dusun Petung, khususnya untuk membuat bubuk lada ini. Tentu saja dapat mengatasi permasalahan fluktuasi harga lada dan melimpahnya hasil pertanian. khususnya lada keriting dan lada japlak juga akan menjadi produk bisnis berkelanjutan bagi KWT Dusun Petung untuk terus berjalan,” ujar Alan Du Arianto selaku Ketua Satgas Khusus KKN PPM XLIV UMBY Kelompok 1.

Cabai giling selain tahan lama dan mudah disimpan, juga menawarkan peluang pasar yang lebih luas dibandingkan cabai segar. Produk ini dapat menjadi produk alternatif bagi konsumen yang tidak perlu menyimpan cabai segar dalam waktu lama dan menginginkan cabai yang pedas.

Bantuan tersebut meliputi pelatihan keterampilan seperti manajemen produksi, pengemasan produk, dan strategi pemasaran online. Langkah selanjutnya K-One Petung memberikan bantuan komunikasi pemasaran digital dan edukasi mengenai pembuatan nomor Sertifikat Produksi Pangan Produksi Rumah (SPP-IRT).

Program ini diharapkan dapat melahirkan produk-produk inovatif lainnya yang bertujuan untuk memperluas pertanian lokal dan memperkuat kemitraan antara universitas dan kelompok pertanian terkait. Melalui kolaborasi yang kuat antara pelajar, kelompok tani, dan pemerintah daerah, kami berharap dapat menciptakan pertanian berkelanjutan dan masyarakat yang lebih sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *