Laporan jurnalis INFOKUTIM.COM.com Endrapta Pramudhiaz
INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA – Tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan bantuan pangan berupa beras selama hampir setahun. Pada akhir tahun 2023, pihaknya akan menyalurkannya kepada masyarakat dengan total durasi tujuh bulan.
Bantuan ini terbagi dalam beberapa tahap. Mulai 1 April hingga Juni 2023.
Jokowi melaksanakan penyaluran bantuan pangan perdana tahun 2023 di Pusat Distribusi Perum Bulog Ngabeyan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (10/4/2023).
Bismillahirrahmanirrahim, sore ini saya mulai menyalurkan cadangan beras pemerintah untuk bantuan pangan tahun 2023, kata Jokowi.
Ia merinci, setiap keluarga penerima manfaat akan menerima 10 kg beras setiap bulannya.
“Dan kami akan segera menyalurkannya ke kabupaten/kota Solo Raya dan secara nasional kepada 21,3 juta keluarga penerima bantuan pangan,” kata Jokowi. Bantuan beras yang disalurkan sebanyak 640 ribu ton
Hasil akhir penyaluran bantuan beras pada bulan April hingga Juni adalah sebanyak 640.000 ton beras yang disalurkan. Bulog mengungkapkan, pendistribusiannya baru selesai Juli nanti.
Epi Sulandari, Kepala Perencanaan Operasional dan Utilitas Perum Bulog, mengatakan pendistribusiannya menghadapi beberapa kendala.
Kendala tersebut salah satunya terjadi di wilayah Papua. Saat itu ada pesawat yang ditembak jatuh sehingga pesawat yang hendak mengangkut bantuan beras tidak berani terbang.
“Papua kita publikasikan dari segi geografi dan risikonya. Tiba-tiba ada kabar ada pesawat yang ditembak jatuh. Akhirnya pesawat tidak berani lepas landas. Akhirnya tertahan. Hal seperti itu membuat kami terharu. target kita bulan Juni sampai Juli,” ujarnya. Telinga.
Tak hanya di Papua, kendala navigasi juga sulit terjadi di Kepulauan Maluku karena harus menunggu izin kapal dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
“Kemudian di wilayah Maluku juga ada yang kapalnya harus menunggu izin dari ASDP dulu. , Mei, Juni dan kita tinggal mempersiapkan langkah selanjutnya,” kata Epi.
Kendala lain yang diidentifikasi oleh Epi adalah perluasan wilayah, yang membuat data masih terkonsentrasi di satu wilayah pusat.
“Jadi pas saya nyari orang (yang jadi penerima manfaat), nggak ketemu. Ternyata mereka pindah ke kabupaten lain. Saya juga nggak ngerti kenapa dia nggak ada nama belakangnya di sini, tapi akhirnya saya temukan dan dipecah-pecah, dan memang ditemukan nama-nama terakhir di masing-masing kabupaten tersebut,” kata Epi.
Nah, itu sudah ada dalam juknis Badan Pangan Nasional bagaimana kita mengganti informasi penerima manfaat. Jadi, bantuan bisa disalurkan kepada mereka yang berhak menerima beras, lanjutnya. sedang menuju fase kedua
Pada awal September, pemerintah kembali menyalurkan bantuan pangan beras selama tiga bulan, yakni September hingga November.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bantuan beras tahap kedua akan disalurkan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Arief juga menjelaskan, penyaluran bantuan harus selalu diawasi agar tepat sasaran.
“Data penerima bantuan pangan beras perlu diverifikasi agar sesuai peruntukannya. Efisiensi penyaluran sangat diperlukan terutama di daerah 3TP (daerah sulit, terpencil, terdepan dan perbatasan),” jelas Arief.
Pada kesempatan lain, Budi Waseso, yang saat itu menjabat Direktur Utama Perum Bulog, juga mengumumkan bahwa saat ini sudah ada 641.000 ton beras bantuan pangan yang dialokasikan untuk disalurkan.
“Kami melaksanakan pendistribusian beras bantuan pangan secara serentak ke seluruh Indonesia,” kata Budi di Karawang, dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (15/9/2023). Diperpanjang hingga Desember 2023
Penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua akan diperpanjang hingga Desember 2023.
Program ini awalnya hanya akan berlangsung selama tiga bulan, yakni September hingga November 2023.
Pemerintah memutuskan untuk memperketat masa keringanan untuk mengantisipasi dampak El Nino terhadap sektor pangan dan mengendalikan inflasi.
Arief mengatakan, total pasokan yang dibutuhkan Bulog untuk menstabilkan dan membantu masyarakat yang membutuhkan melalui penyaluran bantuan pangan beras pada Desember tahun ini adalah sekitar 200.000 ton. Berlanjut hingga tahun 2024
Pemerintah berencana melanjutkan bantuan pangan beras hingga Maret tahun depan.
Arief mengatakan, pada Januari hingga Maret 2024, stok yang dibutuhkan berjumlah lebih dari 600 ribu ton.
Secara umum, jumlah kebutuhan beras di Bulog untuk penyaluran bantuan pangan pada Desember 2023 hingga Maret 2024 lebih dari 800 ribu ton.
“Kami akan melakukan persiapan bekerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait serta Perum Bulog. Fokusnya harus pada persiapan yang detail, terutama dalam memastikan ketersediaan pasokan,” kata Arief, Sabtu (28/10/2023).
Ia mengatakan pemberian bantuan beras memerlukan dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan serta penerimaan dari presiden. Bantuan beras bisa menurunkan harga
Bantuan pangan berbasis beras yang diberikan pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah akan membantu menurunkan harga beras di pasar.
Hal ini terlihat dari tren inflasi beras (bulan demi bulan) yang melambat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras mengalami kenaikan sebesar 5,61% pada September 2023 dibandingkan 1,43% pada Agustus 2023.
Kemudian pada penyaluran bantuan pangan tahap kedua (September – Oktober), harga beras turun 1,72% pada Oktober 2023 dan turun lagi 0,43% pada November 2023.
Sebelumnya, tren penurunan harga beras juga terlihat pada pencairan bantuan pangan beras tahap pertama periode April hingga Juni 2023.
Laju pertumbuhan harga beras pada bulan Mei 2023 sebesar 0,02%, pada bulan Juni 2023 sebesar 0,13%, namun pada bulan Juli 2023 harga beras mengalami penurunan sebesar -0,02%.
“Tren ini menunjukkan bantuan pangan beras yang diberikan kepada Bulog sesuai dengan misi pemerintah cukup berdampak positif dalam pengendalian inflasi. Kami akan terus memantau karena beras merupakan produk yang bersifat inflasi,” kata Arief dalam keterangannya, Selasa. (12/12/2023).
Perkembangan kuantitatif pelaksanaan penyaluran bantuan pangan beras nasional putaran kedua per 13 Desember mencapai 89,36 persen atau 762.992.230 kg dari total alokasi 853.851.760 kg.