Jokowi Resmikan Investasi Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik Rp 160 Triliun

oleh -91 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, KARAWANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin peresmian kendaraan listrik dan sistem baterai Korea Selatan di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Karawang New Industry City (KNIC), Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (3/7/2024) sore WIB.

Dalam sambutannya, Jokowi menegaskan babak baru telah dimulai. Hal ini merupakan peristiwa bersejarah yang mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjadi pemain global di industri kendaraan listrik (EV). Jokowi menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Namun, selama puluhan tahun mereka masih mengekspor bahan mentah. Akibatnya bahan menjadi lebih tipis. Namun kini dengan berdirinya pabrik fusi, pembangunan sel baterai untuk kendaraan listrik, kita akan menjadi pemain global dalam rantai pasokan kendaraan listrik, kata Jokowi.

Ia mengatakan Indonesia kini memiliki pabrik baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Jokowi optimistis Indonesia bisa terus berdaya saing di garda depan. Pasalnya, negara kita punya tambang nikel, bauksit, dan tembaga.

Pabrik mobilnya juga ada di Indonesia. Terintegrasi ke dalam ekosistem industri kendaraan listrik. Siapa yang bisa menghentikan kita kalau kondisinya kompetitif seperti ini, kata Jokowi.

Dia memperkirakan investasi sebesar Rp 20 triliun untuk pabrik mobil Hyundai. Jadi kemasan ramah lingkungan tersebut merupakan ekosistem baterai listrik yang terintegrasi yaitu Green Power Consortium Hyundai LG Indonesia (HLI). Nilai investasinya sebesar Rp 160 triliun yang akan diselesaikan secara bertahap.

“Saya berharap tanda ini semakin meningkatkan hubungan Republik Korea dan Indonesia. Saya rasa inilah yang ingin saya sampaikan, dan saya sampaikan bahwa Bismillah sedang meresmikan pabrik baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan serta ekosistem di Indonesia saat ini, terima kasih,” kata yang lebih tua. Gubernur DKI Jakarta ini. 

Dalam kesempatan serupa, Jokowi mengapresiasi keberanian Chairman Hyundai Motor Group Yusun Chung yang terus menjalankan proyek besar tersebut meski dalam kondisi yang sangat menantang, saat pandemi Covid-19 melanda dunia.

Dalam keterangannya, Presiden Chong menyinggung kesamaan visi antara Indonesia dan Hyundai untuk masa depan industri otomotif. Ada komitmen dari seluruh pihak yang terlibat untuk mewujudkan visi tersebut.

“Hari ini kita berkumpul merayakan produksi terbaru Kona Electric di sini. Saya bangga sekali Kona Electric buatan Indonesia juga ditenagai baterai buatan Indonesia. Sebagai kerjasama bisnis antara Hyundai Energy Solutions dan LG,” kata Chong.

Selesainya pabrik sel baterai di Indonesia membawa kebanggaan bagi semua orang. Menurutnya, hal ini menjadi bukti kemajuan yang dicapai dalam kerja sama ini. Ia menekankan, yang terpenting, Hyundai Motor Group dan Indonesia sedang membentuk masa depan sistem EV tidak hanya di Asia, tetapi juga di seluruh dunia.

PT HLI Green Power memproduksi sel baterai. Para ahli yang memproduksinya berasal dari Indonesia. Memiliki pengetahuan langsung dari Korea Selatan dan China.

Baterai mobil listrik Kona produksi Hyundai dibekali 216 sel baterai. Terdiri dari beberapa komponen antara lain modul baterai, sistem pendingin dan unit kontrol yang membentuk satu unit unit baterai sistem. Tegangan yang dihasilkan sekitar 400 volt.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, Hyundai Kona Electric menggunakan baterai buatan Indonesia. Mobil ini memiliki jangkauan terjauh di kategorinya, yaitu lebih dari 600 km. “Saat ini, Indonesia berada di pusat masa depan, lebih dari sebelumnya. Hyundai berjanji peluncuran industri kendaraan listrik di Indonesia akan memberikan peluang ekonomi baru bagi seluruh Asia Tenggara,” kata Chong.

Ia memahami target Presiden Jokowi memproduksi kendaraan listrik di Indonesia sekitar 600.000 unit pada tahun 2030. Menurut dia, angka tersebut merupakan target yang sangat wajar. Pasalnya, Indonesia memiliki pasar mobil terbesar di Asia Tenggara.  “Kendaraan yang diproduksi dan dijual di sini telah menjadi standar seluruh kawasan Asia Tenggara dengan 700 juta pelanggan potensial,” kata Chong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *