JAYAPURA – Burung enggang selatan, burung yang terkenal nafsu makannya tajam, lehernya berwarna biru neon, dan tudungnya berwarna gelap, kini terancam punah.
Seperti dilansir IFL Science, Minggu (9/6/2023), burung yang tidak bisa terbang ini sangat merugikan manusia jika merasa terancam, bahkan ada satu di tahun 2019 yang membunuh seseorang.
Namun yang mengejutkan, manusia adalah ancaman terbesar bagi ketimun selatan. Di habitatnya di Australia dan Papua Nugini, mereka sering terkena hilangnya dan fragmentasi habitat, serangan anjing dan tabrakan dengan kendaraan, yang merupakan penyebab utama kematian ketimun dewasa.
Namun, jika tidak diganggu, timunnya bisa menjauh. Namun jika Anda terlalu dekat, Anda akan segera menyadari bahwa Anda tidak ingin berada di dekat kasuari yang berbahaya: seekor kasuari membunuh seorang pria pada tahun 2019.
Akibatnya, diyakini hanya 4.000 individu yang tersisa di alam liar, dan jumlah mereka terus menurun. Pemerintah Australia telah memasukkan mereka ke dalam daftar terancam, dengan 143 spesies baru terdaftar sebagai terancam di Australia dalam laporan Wrap 2023.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan populasi kasuari selatan terancam punah:
Hilangnya habitat: Hutan hujan, yang merupakan habitat alami pisang bagian selatan, ditebangi untuk pembangunan, pertambangan dan pertanian.
Fragmentasi habitat: Pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya mengganggu habitat kasuari, sehingga menyulitkan mereka mencari makan, kawin, dan membesarkan anak.
Serangan anjing: Anjing liar dan peliharaan sering menyerang dan membunuh mentimun.