Kemenhub Menilai Percepatan Pengembangan Transportasi Publik Beberapa Kota Prioritas Tunjukkan Hasil Signifikan

oleh -136 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM – Pesatnya pertumbuhan transportasi pribadi, termasuk kepemilikan dan penggunaannya, semakin mempersulit upaya mengatasi hambatan, dimana sektor transportasi menyumbang 26 persen emisi gas rumah kaca (GRK).

Salah satu solusi yang diupayakan Kementerian Perhubungan adalah mendukung pemerintah daerah untuk mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Salah satunya melalui program Buy the Service (BTS) yang dijalankan sebagai Friends of the Bus.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, program yang diluncurkan pada tahun 2020 ini telah dilaksanakan di sebelas kota percontohan, yakni Denpasar, Medan, Palembang, Bandung, Banyumas, Surakarta, Yogyakarta, Banyumas, Surabaya, Banjarmasin, dan Makassar. Wali Kota Surabaya Ari Kahyadi meluncurkan program Bus Friends at Service (BTS) di Trans Semangi Suroboyo pada Rabu (29/12/2021) di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, bersama jajaran Kementerian Perhubungan. (Antara/Foto Ya-Humas Pemkot Surabaya)

Program Transportasi Perkotaan Berkelanjutan Indonesia – Aksi Mitigasi yang Sesuai Secara Nasional (Sutri Nama) dan Proyek Pengembangan Bus Rapid Transit Indonesia (Indobus) juga mendukung program ini dengan membuat kerangka peraturan dan database, khususnya di dua kota percontohan. Bandung dan Makassar.

Kementerian Perhubungan (KmenHub) menyebut kecepatan perkembangan sistem angkutan umum di beberapa kota prioritas seperti Jakarta, Semarang, Surakarta, dan Medan dinilai sudah menunjukkan hasil yang signifikan.

Fokus kami adalah bagaimana kenyamanan pengguna bus seperti menggunakan kendaraan pribadi, sehingga perubahan pola transportasi ini bisa terjadi, jelas Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Suharto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/ 21). ). 10/2022).

Suharto mengatakan saat ini banyak pemangku kepentingan yang membantu Kementerian Perhubungan, termasuk lembaga donor, untuk mensukseskan program pengembangan sistem transportasi umum dan memperluas cakupan wilayah ke kota-kota lain.

Ia mengatakan penggunaan angkutan umum di Indonesia masih berkisar 20 persen. Angka ini masih tergolong rendah di wilayah regional seperti Malaysia atau Singapura. Layanan Carde Bus akan resmi diluncurkan di Denpasar, Bali pada Senin (7/9/2020). [di antara]

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Ishwar Lubis mengatakan Medan merupakan salah satu wilayah yang mengoperasikan Bus Teman dengan total 72 unit melalui lima jalur pelayanan.

Program BTS yang dioperasikan oleh PT Medan Bus Transport (Harian Trans Metro) berfungsi untuk mendukung integrasi masyarakat di Kota Medan yang membentang hingga kawasan Belawan, Lapangan Merdeka, Amplas dan Terminal Tembung.

“Saat ini Harian Trans Metro sudah mencapai 52 persen pengendara sepeda motor. Kami mencatat 48.000 perjalanan sehari-hari yang dipimpin oleh perempuan dan anak-anak,” jelas Ishwar Lubis.

Perkembangan ini menggembirakan, karena pemerintah daerah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan guna mendorong tingginya omzet.

Selain itu, DKI Jakarta sebagai wilayah dengan sistem transportasi terintegrasi tercanggih di Indonesia banyak berbagi kiat sukses penerapannya.

Menurut Yayat Sudrajat, Kepala Dinas Perhubungan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, tantangan terbesar yang dihadapi DKI Jakarta adalah mengubah kebijakan dasar pengelolaan lalu lintas dari berorientasi mobil menjadi berorientasi transit.

Untuk mengatasi hal ini, perbaikan yang dilakukan bersifat hierarkis. Jika fasilitas pejalan kaki menjadi prioritas utama, maka fasilitas untuk pengendara sepeda dan moda transportasi umum yang lebih baik akan diikuti.

Penggunaan perorangan juga digalakkan agar pengguna dapat beralih ke angkutan umum melalui skema penerapan ganjil genap dan menggunakan Electronic Road Pricing (ERP) di kemudian hari.

Jakarta berhasil menerapkan sistem Bus Rapid Transit (BRT) sepanjang 244 kilometer pada tahun 2020.

“Kunci utama keberhasilan kami di Jakarta adalah kerja sama yang erat antara pemerintah pusat, daerah, dan daerah. Tahun ini, kami menargetkan pembelian hingga 100 bus listrik agar transportasi Jakarta lebih berkelanjutan,” jelas Yayat Sudrajat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *