Kemenkes: Kolaborasi Penting Guna Eliminasi TBC Cegah Isu Multiaspek

oleh -266 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, JAKARTA – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan, kerja sama dalam memerangi tuberkulosis (TBK) penting dilakukan agar terhindar dari berbagai permasalahan akibat tertular penyakit ini. . . Tidak hanya kesehatan, tapi juga aspek lainnya.

“Saat ini partisipasi masyarakat terhadap TBC masih kurang baik, masih ada yang menganggap TBC hanya masalah sektor kesehatan. Padahal, penyakit TBC tidak hanya berdampak pada unit kesehatan saja tetapi juga aspek ekonomi – perekonomian,” kata Imran. katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (09/03/2024).

Ia mengatakan, dari sekian banyak tantangan dalam pencegahan penyakit ini, salah satunya setidaknya adalah kerja sama multisektor yang terbaik. Selain itu, menurutnya masyarakat masih belum menerapkan perilaku hidup sehat.

Menurut Imran, tantangan lainnya adalah stigma TBC yang masih ada di beberapa daerah, termasuk pasien TBC dan petugas kesehatan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai TBC.

“TBC merupakan penyakit kronis yang mudah menular melalui udara yang terkontaminasi bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Tuberkulosis dapat menyerang semua kalangan dan semua umur,” ujarnya.

Dia mengutip data tahun 2023. Laporan Tuberkulosis Dunia yang menunjukkan perkiraan jumlah kasus baru TBC di Indonesia meningkat dari 969.000 kasus menjadi 1.060.000 kasus atau 385 kasus per 100.000 penduduk (10 persen), dan angka kematian sebesar 134.000 atau 49 per 100.000.000 penduduk.

Untuk mencegah tuberkulosis, menurutnya, banyak langkah yang dilakukan pemerintah, antara lain dengan memberikan vaksin BCG yang merupakan salah satu vaksinasi utama pada anak usia 0 tahun hingga 11 bulan, memberikan profilaksis tuberkulosis (TPT) kepada penderita TBC. . orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) dan orang lain yang berisiko.

“Pemerintah Indonesia sudah mulai terlibat dalam upaya pengembangan vaksin tuberkulosis, dengan tiga jenis vaksin yang saat ini sedang dikembangkan,” tambahnya.

Selain itu, Imran mengatakan upaya lain yang dilakukan antara lain dengan penerapan pencegahan dan pengendalian penyakit (DPC) bagi petugas/kader kesehatan serta sosialisasi media komunikasi, informasi dan edukasi gejala dan pencegahan TBC dalam bentuk poster, pamflet, pengumuman masyarakat. pengumuman layanan, postingan media sosial, dll.

Upaya tersebut, kata dia, memerlukan dukungan dan kerja sama berbagai pihak, tidak hanya industri kesehatan, namun juga perusahaan dan lembaga terkait lainnya, komunitas pemerintah, kelompok masyarakat sipil, kelompok pasien TBC, dan pemangku kepentingan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *