LIPUTAN 6.com, Jakarta – Sayangnya di KDI, dengan bentuk singkat BB (14). Dia meninggal karena pelecehan dan penyiksaan oleh empat siswa lainnya.
Salah satu dari empat tersangka juga memiliki hubungan keluarga dengan sepupunya sendiri.
Itu diberikan oleh Wakil Pemimpin untuk Perlindungan Khusus Anak -anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Kementerian Perlindungan Anak (Kemanppa).
Dia mengatakan bahwa polisi Kediri telah menyelamatkan empat tersangka dan salah satu tersangka masih berselingkuh dengan korban (sepupu).
Menurut saudara laki -laki korban, tersangka sering menjadi Alose kepada korban karena dia menerima uang dari orang tuanya yang bekerja di luar kota. Ponsel korban sering digunakan oleh para tersangka untuk bermain game.
Untuk undang -undang ini, para tersangka melanggar Pasal 76 C Joe Pasal 80 35 Tahun Hukum 80 Hukum 80. Pasal 170 dengan 23 dan Undang -Undang 23 dari Undang -Undang Perlindungan Anak, tiga tahun 6 bulan penjara dan maksimal korban 15 tahun.
Bagi mereka yang masih anak -anak, perlu untuk memandu Undang -Undang No. 1 tahun 2012 untuk sistem peradilan kejahatan anak -anak.
Nahar mengatakan bahwa partai mereka akan mencari keadilan bagi keluarga mereka dan memastikan dan mengkonfirmasi.
Sabtu (2/3/220), Nahar mengatakan, “Kami akan memantau dan memastikan bahwa korban dan keluarga akan menerima keadilan sesuai dengan undang -undang dan peraturan yang ada.”
“Kami siap membantu keluarga para korban di legislatif dan mental.
Sebelumnya, kasus ini telah beredar di media sosial dan dikritik oleh warga.
Nahar mengumumkan kronologi insiden dari perspektif keluarga. Informasi ini telah diperoleh dari Tim Layanan Teman dan Wanita dan Anak -anak (SAPA) 129.
Pada tanggal 27 Februari, keluarga korban menerima berita tentang kematian Bibi dari sekolah asrama Islam. Alih -alih kekerasan, kematian Bibi adalah akibat dari sakit perut dan jatuh ke kamar mandi.
Sekolah asrama mengatakan korban dibawa ke rumah sakit, tetapi dia tidak terbantu.
Ketika keluarga korban mendapatkan kembali mayat itu, ada hal yang aneh. Darah mengalir dari peti mati tubuh.
Dari sana kecurigaan keluarga menjadi lebih kuat dan meminta agar anak korban dibuka. Kondisi tubuh bayi korban sangat khawatir dengan berbagai cedera yang terlihat jelas di seluruh tubuh.
Kondisi anak dipenuhi dengan cedera, cedera robek, cedera rokok pada kaki, celah di dada, cedera leher.
“Penyiksaan anak korban lebih diperkuat oleh bukti cedera yang terlihat jelas di seluruh tubuh. Kami saat ini adalah informasi terkait dan akan dipantau oleh anak korban,” kata Nahar.