Ketika Bos NVIDIA dan Meta Bicara Soal Potensi AI, Ini Prediksinya

oleh -28 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Dalam salah satu sesi SIGGRAPH 2024, Jensen Huang, pendiri dan CEO NVIDIA, dan Mark Zuckerberg, CEO Meta, melakukan perbincangan informal. Keduanya membahas potensi transformatif AI dan asisten AI open source.

Salah satu hal yang dibahas Mark adalah pengenalan AI Studio. Dia mengatakan ini adalah platform baru yang memungkinkan pengguna membuat, berbagi, dan menemukan karakter AI.

Pendekatan ini bertujuan untuk membuat AI lebih mudah diakses oleh jutaan YouTuber dan usaha kecil. “Mungkin setiap restoran, setiap situs web akan memiliki AI ini di masa depan,” kata eksekutif NVIDIA tersebut, sependapat dengan Mark. 

Sependapat dengan Huang, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa setiap perusahaan akan memiliki kecerdasan buatan di masa depan. “Sama seperti bisnis apa pun yang memiliki alamat email serta situs web dan akun media sosial,” kata manajer Meta.

Dalam kesempatan tersebut, Huang juga memuji Mark Zuckerberg dan Meta atas kepemimpinannya dalam kecerdasan buatan. Dia mengatakan Meta membuat banyak produk AI, mulai dari computer vision, pemodelan bahasa, hingga terjemahan real-time.

Dalam pembicaraan tersebut, Mark juga menekankan pentingnya open source untuk pengembangan lebih lanjut dari kecerdasan buatan. Keduanya juga sepakat mengenai pentingnya platform terbuka bagi perusahaan untuk mendorong inovasi.

Diketahui perkembangan kecerdasan buatan pada Meta sendiri cukup pesat. Melalui Meta AI, perusahaan telah menggunakannya di sejumlah layanan besar seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, termasuk mempromosikan AI terbuka di industri dengan dirilisnya Llama 3.1.

Model sumber terbuka ini dimaksudkan untuk mewakili investasi waktu dan sumber daya pelatihan yang signifikan. Versi terbesar Llama menawarkan 405 miliar variabel dan dilatih pada lebih dari 16.000 GPU NVIDIA H100.

“Salah satu hal yang mendorong kualitas adalah biasanya Anda memiliki model yang berbeda untuk setiap jenis bahan,” jelas Mark.

 

Menurut Mark, segala sesuatunya menjadi lebih baik seiring dengan semakin besarnya model yang ada dan semakin umum digunakan. Oleh karena itu, ia membayangkan suatu saat Facebook atau Instagram akan menjadi seperti model kecerdasan buatan tunggal yang dapat menggabungkan semua jenis konten dan sistem yang berbeda.

Baginya, kerja sama juga menjadi kunci kemajuan. Bos Meta juga menjelaskan bahwa Llama 3.1 mewakili titik balik dalam adopsi open source di AI.

Secara lebih luas, kata Mark, kemajuan kecerdasan buatan dapat meningkatkan produktivitas manusia di seluruh ekosistem. Misalnya, memberikan setiap orang asisten atau asisten digital yang memungkinkan masyarakat menjalani hidup lebih kaya.

 

Selama obrolan, keduanya berbagi visi mereka untuk masa depan. Mark mengungkapkan optimismenya dalam menyatukan kecerdasan buatan dengan kenyataan melalui lensa kacamata, mengutip kemitraan perusahaan dengan produsen kacamata Luxotic.

Di masa depan, kolaborasi ini akan digunakan untuk mentransformasikan pendidikan, hiburan, dan pekerjaan. Pada saat yang sama, Huang mengatakan komunikasi dengan AI bisa menjadi lebih lancar dibandingkan komunikasi berbasis teks.

Menurut Huang, AI saat ini masih berpindah-pindah dan merespons, misalnya saat menerima pesan. Namun di masa depan, AI mungkin mempertimbangkan beberapa opsi atau memiliki banyak opsi untuk menyimulasikan hasil dan membuatnya lebih akurat.

Dalam perbincangan tersebut, mereka pun bercanda tentang berbagai hal, mulai dari fashion hingga makanan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *