JAKARTA – Dalam dunia peretasan atau keamanan siber, kemampuan anak muda Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Lima pemuda Indonesia anggota Tim Keamanan Siber ITSEC Asia baru-baru ini menempati posisi ke-23 dalam kompetisi peretasan global Blackhat Middle East and Africa (Blackhat MEA) yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi. Akhir November 2023.
Kelimanya adalah Felix Alexander, Rio Chris Samuel, Sugiartha Vijaya, Brian Satyamulya, dan Stanley Halim.
Pencapaian ini tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya kelima orang ini harus menghadapi 1000 tim di babak penyisihan. Pada babak ini, kelimanya finis di peringkat 49 sehingga melaju ke babak final.
Pada babak final, tim ITSEC Asia berhadapan dengan 250 tim. Pada babak ini, mereka harus bersaing dengan tim-tim CTF terbaik dunia seperti yang dimuat dalam laman CTFTime.
Blackhat MEA dikenal sebagai konferensi dan pameran keamanan siber terkemuka di Riyadh, Arab Saudi. Lebih dari 40.000 profesional keamanan informasi dari 120 negara berpartisipasi dalam kompetisi yang diselenggarakan bekerja sama dengan Masyarakat Arab Saudi untuk Keamanan Siber, Pemrograman, dan Kendaraan Udara Tak Berawak (SAFCSP).
Kontestan menemukan kerentanan sistem dan menguji eksploitasi mereka dalam lingkungan jaringan komputer simulasi.
Andri Hutama Putra, Spesialis Keamanan Siber dan Komisaris PT ITSEC Asia, mengatakan keterampilan keamanan siber saat ini menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menuju kesuksesan transformasi digital. Menurutnya, ITSEC Asia terus mendukung pengembangan bakat anak bangsa di bidang keamanan informasi.
“Sebagai pemimpin industri, hal ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung inovasi dan keunggulan solusi keamanan informasi,” kata Andri.
Melihat keberhasilan tersebut, Andri Hutama Putra pun menyampaikan harapannya agar suatu saat seluruh anak bangsa dapat berperan langsung dalam menjaga ekosistem digital Indonesia dan menjadi ahli keamanan informasi.
“Dari perjuangan mereka, saya melihat anak-anak Indonesia punya tanggung jawab khusus. “Saya yakin Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat terampil dan kompeten di bidang keamanan siber, namun kita sebagai pemangku kepentingan perlu menyediakan sarana dan prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk meningkatkan keterampilan di bidang keamanan informasi. latihan dan kompetisi,” harapnya