Mantan Bos Activision Blizzard Berambisi Beli Tiktok, Siap Bayar Mahal ke Bytedance

oleh -48 Dilihat
oleh

Laporan INFOKUTIM.COM.com oleh jurnalis Namira Yunia Lestanti

INFOKUTIM.COM.COM, WASHINGTON – Bobby Kotick, mantan CEO perusahaan game populer Activision Blizzard, mengungkapkan keinginan kuatnya untuk mengakuisisi platform media sosial TikTok dari ByteDance.

Kotik mengungkapkan hal tersebut usai keluar dari Activision Blizzard, ia tidak menjelaskan alasan pihaknya tertarik mengakuisisi TikTok. Namun menurut informasi yang bocor, pembelian tersebut akan dilakukan oleh Kotick bersama mantan kepala OpenAI (ChatGPT) Sam Altman.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Kotik bahkan rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli aplikasi video pendek TikTok dari raksasa teknologi China ByteDance.

“Bobby Kotick, mantan CEO Activision Blizzard, sedang mencari mitra baru dan telah menyatakan minatnya pada salah satu pendiri ByteDance, Zhang Yimin,” menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, dikutip oleh Engadget.

Rencana akuisisi ini terjadi di tengah perselisihan distribusi antara ByteDance dan TikTok. Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS mencoba menutup TikTok.

Pada tahun 2020, pemerintahan Donald Trump menerapkan peraturan untuk menutup TikTok, namun upayanya diblokir oleh pengadilan.

Beberapa pemerintah negara bagian juga melarang karyawannya memasang aplikasi TikTok di perangkat kerja yang dikeluarkan pemerintah.

Negara bagian Montana bahkan mencoba melarang TikTok sepenuhnya, namun kembali diblokir oleh pengadilan.

Namun, untuk memastikan platform TikTok tidak dikuasai pesaing asing, sejumlah pejabat Gedung Putih sepakat menerima rancangan undang-undang baru yang melarang pencabutan TikTok.

Untuk menghilangkan ByteDance, Presiden Joe Biden dan sekelompok Dewan Perwakilan Rakyat AS bahkan menyusun rancangan undang-undang untuk membatalkan aplikasi TikTok, yang berarti 170 juta orang Amerika tidak lagi memiliki akses ke layanan video pendek tersebut.

“Kami meminta ByteDance untuk menjual TikTok sehingga pengguna Amerika dapat menikmati video tarian dan penampilan bibir yang buruk serta segala sesuatu yang diunggah ke TikTok,” kata Raja Krisnamoorthy, anggota Komite Kompetisi Kongres Tiongkok.

Pemerintah AS mengklaim tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi data warga AS dan melindungi keamanan nasional.

Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir ByteDance dituding memiliki hubungan dekat dengan pemerintah China.

Hal ini diperkuat dengan munculnya kode sumber di TikTok yang menunjukkan bahwa aplikasi tersebut mengumpulkan informasi seperti lokasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang ada di ponsel pengguna.

Penemuan ini membuat pemerintah AS khawatir hingga mereka mengeluarkan kerangka hukum yang lebih kuat untuk melindungi warganya dari pengawasan pemerintah Tiongkok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *