Marwan Hakim, Pejuang Pendidikan di Kaki Rinjani

oleh -151 Dilihat
oleh

Lombok – Gunung Rinjani banyak digemari masyarakat Indonesia maupun wisatawan mancanegara. Gunung dengan ketinggian 3.726 mdpl ini menjadi keindahan tersendiri bagi seluruh pendaki yang pernah menaklukkan Rinjani.

Namun di bawah Rinjani masih banyak anak-anak di desa tersebut yang tidak bersekolah. Akses yang sulit membuat banyak orang tua menyekolahkan anaknya.

Dialah Marwan Hakim, pria berusia 45 tahun yang menjadi pejuang pendidikan di kaki Rinjani. Pria asal Desa Aikperapa, Lombok Timur ini tidak dikenal masyarakat Lombok sebagai politisi atau pemimpin. Namun di Desa Aikperapa, nama Marwan Hakim terkenal karena perjuangannya meningkatkan pendidikan anak-anak desa tersebut.

Karena takut melihat terlalu banyak anak yang tidak bersekolah, maka pada tahun 2002 ia mendirikan pesantren seluas 35 meter persegi.Rumahnya hanya dijadikan sekolah untuk tiga orang santrinya.

Bahkan, setiap hari ia harus antar-jemput tiga orang muridnya dengan jarak 10 kilometer ke Dusun Bornong, desa yang berada jauh di bawah Rinjani.

Kelelahan yang luar biasa menjadi keseharian Marwan. Namun tekadnya lebih besar dari rasa lelahnya. Dedikasinya terhadap perkembangan pendidikan membuatnya “tekun” dalam memajukan sekolahnya.

Pondok pesantren miliknya kemudian menjadi taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Itu dibangun dari ibukotanya. Rumahnya merupakan sekolah menengah pertama di desa Aikperapa. Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menyekolahkan anaknya ke sekolah Marwan Hakim.

Marwan tidak memungut biaya sekolah dari orang tua. Masyarakat bisa membayar tunai atau membayar dengan uang tunai.

Berkat perjuangan Marwan, masyarakat setempat mulai menyekolahkan anaknya. Pola pikir masyarakat terhadap pendidikan mulai berubah berkat kerja keras Marwan.

Pada tahun 2013, Marwan Hakim berharap dapat menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Award yang diberikan oleh Astra.

Diperoleh dari satu-indonesia.com, SATU Indonesia Awards merupakan cara Astra memberikan penghargaan kepada generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang telah berinovasi dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan tetangganya di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. , kewirausahaan. dan teknologi, serta kelompok yang mewakili lima bidang.

SATU Indonesia Awards diberikan kepada Marwan Hakim atas kiprahnya di dunia pendidikan. Karena semangatnya, pada tahun 2013 Marwan lulus 200 SMA dan 50 SMA. Bahkan saat ini, banyak lulusan sekolah tersebut yang melanjutkan ke perguruan tinggi dan memiliki karier yang sukses. Itu semua berkat sosok rendah hati yang memiliki semangat besar terhadap pendidikan, Marwan Hakim. Viral Siswa SD Beri THR ke Guru Sekolah, Pengamat Pendidikan: Ini Berkat Video yang beredar memperlihatkan siswa sekolah dasar (SD) antri potong tunjangan hari raya (THR) untuk pengajar ke rumah viral di media sosial. INFOKUTIM.COM.co.id 3 April 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *