Wartawan INFOKUTIM.COM.com Endrapta Pramudhiaz melaporkan
INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA – Asosiasi Transportasi Indonesia (MTI) meminta pemerintah serius mengembangkan sektor perkeretaapian dalam negeri.
Menurut Tory Damantor, CEO MTI, pemerintah perlu menanggapi hal ini dengan serius, mengingat modernisasi perkeretaapian dalam negeri sedang berlangsung.
Dua upaya besar modernisasi kereta api dalam negeri pada tahun ini adalah LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Pertama, untuk kereta kecepatan tinggi, Tory meminta pemerintah meningkatkan integrasi pelayanan, khususnya di Jakarta dan Bandung.
Dia kemudian meminta Kementerian Perhubungan untuk melistriki sistem kereta api di Semarang, Surabaya, dan Medan.
“Jika mengulangi kesuksesan Jogja Solo dengan elektrifikasi, frekuensi layanan bisa ditingkatkan dan sistem jalan atau kereta api yang ada bisa digunakan untuk lalu lintas perkotaan,” kata Tory (27/12/2023).
Persoalan penting berikutnya adalah stok KRL dari kereta bekas, serta biaya kereta kecepatan tinggi dan lain-lain.
“MTI memandang perlunya pemerintah memperhatikan pengembangan sektor kereta api secara serius,” kata Tory.
Selama ini, kata dia, kereta sampingan yang ada hanyalah PT KAI. Jadi MTI mendorong industri di sini.
Biaya pembangunan LRT Jabodebek dari KM 42 Rp31 triliun, dan kereta cepat Rp114 triliun. Belum lagi ada pembangunan MRT Fase 3, Fase 4, dan sebagainya. kata Tory.
“PT INKA memiliki Volume 1, Volume 2, Volume 3 untuk setiap jenis kereta api yang dibutuhkan untuk pembangunan di Indonesia semaksimal mungkin,” ujarnya.
Oleh karena itu, Tory mengatakan pemerintah harus serius menggunakan dana triliunan rupee ini untuk membangun sektor perkeretaapian di dalam negeri.