Menelisik Prospek Saham Emiten Bank BUMN

oleh -117 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, Jakarta – Saham emiten badan usaha milik negara (BUMN) perbankan diyakini masih memiliki prospek masa depan yang cerah. Jadi, apa rekomendasi saham Anda?

Abdulaziz, analis Quum Securities, mengatakan saham bank pelat merah itu masih berpotensi berkinerja positif mengingat berlanjutnya pertumbuhan kredit positif.

Di sisi lain, meskipun penurunan suku bunga dapat dilakukan, namun hal ini tidak serta merta menyebabkan penurunan suku bunga kredit perbankan, karena biasanya bank memerlukan waktu yang lama untuk menurunkannya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang positif dan momentum pemilu diperkirakan akan mendorong penyaluran kredit konsumen.

“Kami merekomendasikan pembelian saham BBRI dan BMRI dengan target 15%,” kata Abdul kepada INFOKUTIM.COM, Senin (22/1/2024).

Sementara itu, Marta Cristina, kepala informasi investasi di Mirai Asset Securities, mengatakan sektor perbankan secara keseluruhan masih kelebihan beban. Dari empat bank pelat merah yang ada, pihaknya merekomendasikan saham BMRI dan BBRI.

“Pemerintah gencar mendorong perkembangan UMKM dan BBRI yang memiliki portofolio UMKM terbesar akan merasakan manfaatnya,” kata Marta.

Pada saat yang sama, BMRI, sebagai perusahaan pemberi pinjaman terbesar, akan memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang baik tahun ini. Rencana penurunan suku bunga diperkirakan akan merangsang permintaan kredit korporasi.

Alhasil, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 6.900 per saham dan BBRI dengan target harga Rp 6.600 per saham.

Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. INFOKUTIM.COM tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat 5 Januari 2024, sebagian besar emiten bank terbesar berada di zona perdagangan hijau. Lalu bagaimana harga saham bank-bank besar tersebut akan berubah?

Berdasarkan RTI, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,06 persen menjadi Rp 9.575 per saham. Harga saham BBCA juga naik 1,86 persen pada pekan lalu.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menguat 0,88 persen ke Rp 5.750 per saham. Dalam sepekan terakhir sebesar 0,44%. Harga saham BBRI pun mengalami kenaikan.

Sedangkan harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 1,18 persen menjadi Rp 6.425 per saham. Pekan lalu, harga saham BMRI juga mengalami kenaikan sebesar 4,90%.

Selain itu, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terkoreksi 0,45 persen. Namun, harga saham emiten bank tersebut meningkat 4,21% selama sepekan terakhir.

Direktur Literasi Pelanggan QVUM SECURITAS Octavianos Audi mengatakan pada tahun 2024, pihaknya memperkirakan banyak sektor yang diperkirakan akan meningkat aktivitasnya. Oleh karena itu, ia pun merekomendasikan pembelian saham perbankan.

Investor disarankan membeli saham BBRI dengan target harga Rp 6.000 per saham dan saham BBNI dengan target harga Rp 7.300 per saham.

“Kami memperkirakan pertumbuhan kredit kemungkinan akan tetap kuat untuk poros kebijakan moneter, setidaknya pada kuartal I 2024 pasar sudah ingin menurunkan suku bunga,” kata Oktavianus saat diwawancara INFOKUTIM.COM, Minggu Selesai (7/ 7). 1/2024).

Tim peneliti BRI Danareksa Sekuritas mengatakan motif pertumbuhan yang berkelanjutan setelah pemilu harus berpihak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan pembelian saham BBCA dengan target harga Rp 12.100 per saham, pembelian saham BMRI dengan target harga Rp 7.300 per saham.

Sebelumnya kami telah memberitakan bahwa bank digital diyakini akan terus tumbuh di masa depan. Sebab, pasarnya masih besar.

Octavianos Adi, Director of Skill and Customer Education QVUM Securitas, mengatakan data Bank Indonesia menunjukkan jumlah masyarakat Indonesia yang masih belum memiliki akses terhadap layanan perbankan relatif tinggi, yaitu 97,7 juta orang (48% populasi).

“Oleh karena itu kami melihat hal ini memiliki potensi besar bagi pengembangan inklusi perbankan dalam jangka panjang, terutama melalui perbankan digital,” ujarnya kepada INFOKUTIM.COM, Jumat (1/05/2024).

Selain itu, kemudahan akses bagi masyarakat yang dapat mencapai wilayah Indonesia tanpa cara tradisional akan menjadi keuntungan bagi bank digital dari segi biaya.

Banyak emosi yang mendorong saham bank digital, seperti angka unbanking di Indonesia yang masih tinggi, dan kemudahan akses yang akan memberikan ruang bagi bank digital untuk menjangkau masyarakat, terutama melalui usaha kecil dan menengah.

Terlebih lagi, pertumbuhan PDB Indonesia yang diperkirakan akan melebihi 5% pada tahun depan dan pengendalian inflasi pada tahun depan akan terus menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian mulai pulih dari pemulihan akibat Covid-19.

Investor disarankan membeli ARTO dengan target harga Rp 3.960 per saham dan BBYB dengan target harga Rp 688 per saham.

Pengamat pasar modal Waheo Trae Laxono mengatakan saham bank digital kemungkinan besar akan menguat tahun ini, meskipun bank tradisional berkinerja baik, terutama yang bermodal besar.

“Calon emiten bank digital juga didorong oleh sentimen positif global yang juga didukung oleh bank tradisional.”

Lanjutnya, pada tahun 2023, banyak bank digital di Indonesia yang memiliki kinerja keuangan lebih baik dari sebelumnya. Meski harganya mungkin mahal, namun potensi bank digital masih jauh dari berkembang, hal ini didukung oleh tren digitalisasi yang semakin berkembang di Indonesia.

“Seperti bank tradisional, bank digital perlu melakukan ekspansi secara signifikan untuk menampung dana pihak ketiga dengan suku bunga yang cukup kompetitif.

“Bank digital masih bisa bertahan dan berusaha menarik nasabah untuk memberikan pinjaman,” tambahnya.

Dalam pemilihan saham, ia telah memilih BBHI dan ARTO untuk menjadi pertimbangan investor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *