OJK Ungkap Penyebab Investor Asing Kabur dari Pasar Modal

oleh -215 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan masih ada peluang aktivitas atau akuisisi bersih investor asing pada tahun 2024. Sebab, perilaku penjualan bersih investor asing (net sell) bergantung pada situasi global. .

Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan sentimen global mempengaruhi pilihan investor asing untuk membeli atau menjual. Misalnya, pada pertengahan tahun lalu, aktivitas penjualan relatif tinggi, namun pada akhir tahun, investor asing kembali mencatatkan aktivitas beli di pasar modal.

“Jika kita melihat ke depan pada tahun 2023, terlihat bahwa rasio penjualan akan lebih tinggi pada pertengahan tahun, namun pembelian akan kembali pada akhir tahun, namun kondisi global akan dirasakan oleh investor internasional atau diperkirakan akan lebih stabil. . akan selesai. Kalau stabil maka akan lebih banyak kondisi net buy yang dilakukan investor dalam negeri,” kata Mahendra, Selasa (2/1/2023) saat ditemui di Jakarta.

Selain itu, investor lokal harus ditingkatkan, katanya. Sebab, jumlah investor lokal masih sedikit dibandingkan potensi yang sangat besar.

Namun hal lain dari pembelajaran ini adalah menjaring investor lokal menjadi andalan. Meski sudah mencapai rekor di atas 12 juta, namun potensinya masih tergolong rendah, ujarnya.

Untuk meningkatkan jumlah investor lokal di pasar modal, OJK menegaskan kunci utamanya adalah integritas, keandalan dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), serta perlindungan konsumen bagi seluruh pelaku pasar modal Indonesia.

Jumlah investor di pasar modal Indonesia saat ini berjumlah 12,16 juta orang, atau meningkat 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir, dengan dominasi investor berusia di bawah 40 tahun.

Sebelumnya diberitakan investor asing akan menjual saham hingga tahun 2023. Berbeda dengan tahun 2022 yang mana investor asing membeli saham secara signifikan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan penjualan saham sebesar Rp 6,18 triliun pada tahun 2023. Sedangkan investor asing membeli saham senilai sekitar Rp 60,58 triliun pada tahun 2022, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Herditya Vikakshana, Analis PT MNC Securitas, mengatakan investor asing menjual saham sebagai respons terhadap ketidakpastian global. Indonesia menyambut tahun politik di dalam negeri sehingga mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sementara dari sisi sentimen global, Herditya mengatakan terdapat konflik di Timur Tengah dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed) masih jauh. Sentimen ini membuat investor mencari investasi yang relatif aman.

“Investor cenderung memindahkan asetnya ke aset yang risikonya lebih kecil. Aset yang minim risiko seperti obligasi dan emas,” ujarnya saat dihubungi INFOKUTIM.COM.

Herditya memperkirakan investor asing akan kembali berinvestasi di saham pada tahun 2024. Hal ini disebabkan iklim investasi mulai membaik, apalagi Indonesia kini memasuki tahun politik. Herditya mengatakan bagaimana kita melihat kebijakan pemerintah ke depan.

Sebelumnya diberitakan, indeks harga saham (IHSG) diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun 2023. Suasana global inilah yang menciptakan ketidakpastian.

IHSG naik 6,1 persen year-to-date (Ytd) menjadi 7.272,8, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal Sabtu (30/12/2023). Kinerja positif tersebut membawa IHSG menduduki peringkat kedua di ASEAN. Sementara di kawasan Asia-Pasifik, pertumbuhan IHSG berada di peringkat ke-7. Pertumbuhan IHSG berada di urutan ke-24 dunia.

Analis PT MNC Securitas Herditya Vikakshana mengatakan, pergerakan IHSG dipengaruhi beberapa faktor, termasuk menyambut tahun politik. Setelah itu, terjadi konflik di Timur Tengah. Apalagi kebijakan The Fed akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama,” kata Herditya saat dihubungi INFOKUTIM.COM.

Selama tahun 2023, sektor dana infrastruktur mencatatkan kekuatan terbesar. Sektor dana infrastruktur tumbuh sebesar 80,75 persen. Sektor bahan baku atau raw material menguat 7,51 persen, sedangkan sektor saham keuangan menguat 3,07 persen. Selain itu, sektor cadangan konsumen non-periodik meningkat sebesar 0,82%, dan sektor cadangan properti meningkat sebesar 0,41%.

Sementara sektor saham teknologi mencatatkan koreksi paling besar yakni turun 14,07 persen. Sektor dana kesehatan turun 12,07%, sektor dana energi turun 7,84%, dan sektor dana industri turun 6,86%. Kemudian, sektor dana pengangkutan dan logistik mengalami penurunan sebesar 3,64 persen, sedangkan sektor dana diskresi konsumen melemah sebesar 3,46 persen.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian (DVV) tercatat sebesar Rp 10,75 triliun, disusul volume transaksi harian sebanyak 19,8 miliar lembar saham, dan frekuensi transaksi harian sebanyak 1,2 juta lembar saham.

Rekor baru kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah tercatat mencapai Rp 11,762 triliun per 28 Desember 2023. Rekor baru lainnya juga terjadi pada volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.

Dari sisi pertumbuhan investor, jumlah investor pasar modal diproyeksikan tumbuh sebesar 17,95% pada tahun 2023 dari 10,31 juta pada tahun 2022 menjadi 12,16 juta pada 27 Desember 2023.

Jumlah tersebut meliputi jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,25 juta), reksa dana (11,40 juta), surat berharga negara atau SBN (1 juta). Sedangkan berdasarkan data demografi per 27 Desember 2023, investor pasar modal masih berjenis kelamin laki-laki sebesar 62,03%, berusia di bawah 30 tahun sebesar 56,41%, pegawai (negeri, swasta, dan guru) sebanyak 31,77%, lulusan SMA sebanyak 64,19%, dan 45,80%. % dapatkan 10. -100 juta/bulan dan 67,68% tinggal di Pulau Jawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *