JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan catatan kinerja kredit atau pasar yang baik di Indonesia. Berbagai sentimen domestik di seluruh dunia mendukung tingkat pengembalian surat utang dan/atau sukuk sehingga meningkatkan pangsa pasar.
“Kami melihat tren positif khususnya pada tahun ini yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia (ICBI) yang tumbuh 7,8% year-to-date (YtD) hingga 15 Desember 2023,” ujar Direktur Pengawasan dan Pendukung Sekuritas Institusional. Lembaga OJK, Arif Budiman di Aula Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/12/2023).
Situasi ini juga seiring dengan menguatnya kembalinya kinerja kewajiban pemerintah dan perusahaan. Pada Jumat (15/12), indeks obligasi pemerintah (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menguat hingga 7,93% YtD, sedangkan indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) juga menguat sebesar 7,15% YtD.
Dari sisi dalam negeri, OJK menilai pemerintah terus berminat terhadap pengembangan surat utang. Banyak insentif keuangan dan pembangunan lainnya ditujukan untuk partisipasi pasar yang baik.
Saat ini di dunia, OJK melihat apresiasi positif pasar atas langkah Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (Fed) yang menghentikan Fed Fund Rate (FFR) di kisaran 5,25% – 5,50%.
“Kita melihat saat ini data kredit dunia didukung oleh ekspektasi akan dipertahankannya suku bunga FFR oleh Federal Reserve dan penguatan pasar kredit dunia,” tegas Arif.