JAKARTA – Kepemilikan asuransi kini semakin diakui sebagai kebutuhan masyarakat Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Produk asuransi merupakan sarana bagi setiap individu dan keluarga untuk melakukan perencanaan keuangan yang matang untuk masa depan.
Namun masih terdapat persepsi masyarakat bahwa premi asuransi mahal. Persepsi ini sering muncul karena dampak yang dirasakan nasabah dari produk asuransi tidak langsung terlihat setelah membayar sejumlah uang atau harga tertentu (Premium), karena belum terjadi risiko yang dijamin.
Faktanya, asuransi adalah salah satu landasan utama rencana keuangan yang sehat. Menunda atau bahkan mengabaikan asuransi dapat membuat situasi keuangan Anda rentan terhadap risiko kerugian yang sebenarnya bisa diminimalisir. Meski tidak selalu bisa menghentikan risiko yang mungkin terjadi, namun asuransi dapat mengurangi dampak kerugian finansial yang timbul dari risiko yang mungkin terjadi.
Dengan kata lain, memiliki asuransi memungkinkan seseorang untuk memastikan perencanaan keuangan yang tepat meskipun terjadi risiko seperti penyakit atau kecelakaan. Dasar penghitungan harga premi adalah harga pengalihan risiko dari Klien kepada perusahaan asuransi. Asuransi dapat mengantisipasi potensi kerugian yang mungkin dialami tertanggung dari risiko yang mungkin timbul pada suatu waktu.
Jadi anggapan bahwa premi asuransi mahal sebenarnya salah. Sebab, nilai premi akan berbeda-beda pada setiap individu. Mengutip Pudential PahamiBareng, perbedaan harga premi disebabkan oleh perbedaan penilaian risiko yang dihadapi masing-masing nasabah. Tak heran jika besaran uang atau harga (Premi) yang harus dibayarkan satu kali atau setiap bulan ditentukan oleh perusahaan asuransi dengan mempertimbangkan kondisi klien. Nilai premium
Berikut ini adalah faktor-faktor yang saling berkaitan dan kemungkinan risiko yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya nilai seorang nasabah asuransi:
1. Usia dan jenis kelamin
Usia klien asuransi menjadi faktor penentu premi yang dibayarkan. Semakin tua usia seseorang, semakin mahal pula preminya. Hal ini karena pelanggan yang lebih tua cenderung memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi. Di sisi lain, premi asuransi dinilai lebih terjangkau bagi nasabah baru karena memiliki risiko sakit yang lebih rendah. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berasuransi ketika Anda berada pada usia kerja atau masih muda agar premi yang dikenakan relatif lebih kecil.
Selain usia, jenis kelamin menjadi faktor penentu lainnya. Secara umum, premi yang dibayarkan oleh perempuan lebih tinggi dibandingkan premi yang dibayarkan oleh laki-laki setelah memperhitungkan faktor-faktor lain. Premi yang lebih tinggi ini disebabkan oleh fakta bahwa perempuan lebih cenderung pergi ke dokter untuk pemeriksaan atau mengonsumsi obat resep. Risiko kesehatan perempuan juga lebih besar dibandingkan laki-laki, salah satunya adalah menjelang persalinan.
2. Kebiasaan dan riwayat kesehatan
Faktor penentu besaran premi asuransi lainnya adalah kebiasaan atau gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya, perokok aktif cenderung membayar premi asuransi lebih tinggi karena kebiasaan tersebut dianggap sebagai gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko penyakit dan kematian. Contoh lainnya adalah orang yang kelebihan berat badan akan membayar asuransi kesehatan lebih mahal dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal.
Selain kebiasaan, riwayat kesehatan klien juga menjadi faktor penentu. Pelanggan dengan riwayat penyakit kronis atau keturunan biasanya mendapat premi lebih tinggi. Selain itu, dalam menentukan premi, khususnya pada produk asuransi kesehatan, perusahaan asuransi juga mempertimbangkan riwayat kesehatan keluarga. Oleh karena itu, calon nasabah disarankan untuk membeli asuransi dalam kondisi kesehatannya masih baik. Dalam kondisi kesehatan yang baik, premi yang akan dikenakan biasanya relatif lebih terjangkau.
3. Jenis pekerjaan dan pendapatan
Faktor lainnya adalah jenis pekerjaan atau profesi klien. Semakin rumit dan berisiko pekerjaannya, semakin tinggi harga yang harus dibayar klien. Mereka yang bekerja di industri seperti pertambangan dan penerbangan akan membayar premi lebih tinggi karena tingginya risiko kecelakaan dan kematian.
Selain jenis pekerjaan, menurut Prudential dari PahamiBareng, faktor penentu besaran premi adalah besarnya pendapatan klien. Nasabah disarankan untuk memilih produk asuransi dengan harga premi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.
4. Jumlah uang asuransi dan jangka waktu kontrak
Semakin tinggi uang pertanggungan asuransi jiwa, maka semakin mahal pula premi yang harus dibayarkan. Hal ini juga berlaku bagi nasabah yang membeli asuransi tambahan atau asuransi tambahan. Semakin banyak asuransi yang ditambahkan pada polis dasar, semakin tinggi pula premi yang dibayarkan.
Selain itu, jangka waktu kontrak asuransi juga mempengaruhi besaran premi asuransi. Jangka waktu kontrak asuransi mengacu pada jangka waktu perlindungan jiwa yang disepakati antara perusahaan asuransi dan klien. Polis asuransi biasanya tersedia untuk jangka waktu pendek seperti 5, 10, 15 tahun atau bahkan tanpa batas waktu jika nasabah belum mengambil polis asuransinya sendiri. Nasabah yang memilih jangka waktu kontrak yang lebih pendek kemungkinan besar akan membayar premi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang memilih jangka waktu kontrak yang lebih panjang.
Oleh karena itu, nasabah sebaiknya menghitung secara tepat besaran asuransi yang diperlukan dan jangka waktu kontrak asuransi agar premi tidak terlalu memberatkan dan mendapatkan manfaat perlindungan yang optimal.
Dengan melihat dan memahami faktor-faktor yang menentukan besaran premi asuransi, kita akan meninggalkan kesan bahwa premi asuransi itu mahal. Ingat, asuransi itu untuk pengalihan risiko, bukan keuntungan, jadi ayo beli asuransi jiwa, kesehatan, atau kecelakaan berdasarkan kebutuhan dan pendapatan Anda. BPR Wijaya Kusuma Dilikuidasi, Begini Nasib Simpanan Nasabah LPS akan Cocokkan dan Verifikasi Data Tabungan dan Informasi Lainnya Terkait Simpanan Nasabah BPR Wijaya Kusuma. INFOKUTIM.COM.co.id pada 5 Januari 2024