PT Perikanan Indonesia Catat Kinerja Positif Setelah Dua Tahun Merger

oleh -90 Dilihat
oleh

REPUBLIK.

Dalam sambutannya di Surabaya, Rabu (31/1/2024), Presiden PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono menjelaskan, pihaknya sedang melakukan transisi dari penangkapan ikan yang berkelanjutan dari hulu ke hilir. “Setelah melewati pandemi COVID-19 pada tahun 2021 hingga 2023, perusahaan mencatatkan kinerja positif mulai dari keuangan hingga operasional,” ujarnya seraya menambahkan, “Kami telah melakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas dan melindungi kehadiran kami.”

Dari sisi keuangan, kata dia, rata-rata pendapatan meningkat 13 persen dari Rp442 miliar pada 2021 menjadi Rp479 miliar pada 2022 dan Rp565 miliar pada 2023.

Selain pertumbuhan pendapatan, EBITDA perseroan meningkat rata-rata 193% menjadi negatif Rp 38 miliar pada tahun 2021, negatif Rp 4,5 miliar pada tahun 2022, dan negatif Rp 16,8 miliar pada tahun 2023. “Perusahaan berhasil meningkatkan kinerja keuangan dengan menurunkan pendapatan, laba kotor, EBITDA, dan kerugian,” ujarnya.

Upaya tersebut dicapai melalui upaya efisiensi, perbaikan siklus bisnis dan arus kas, serta restrukturisasi keuangan.

Direktur Operasi PT Perikanan Indonesia Fajar Widisasono mengatakan perseroan berhasil meningkatkan produksi ikan, penjualan ekspor, pendapatan pelabuhan, dan produksi pangan pada tahun 2021 hingga 2023. PT Perikanan Indonesia mencatat rata-rata peningkatan produksi ikan sebesar 8% menjadi 11.000 ton pada tahun 2021 dan 2022 serta 13.000 ton pada tahun 2023.

Dengan nilai $3, perdagangan ekspor akan meningkat rata-rata 82% antara tahun 2021 dan 2023. Tahun 2021 ekspor produk seafood ke luar negeri sebesar Rp 10 miliar, tahun 2022 sebesar Rp 21 miliar, dan tahun 2023 ekspor sebesar 32 miliar.

Pangsa pasar ekspor meningkat dari 8 menjadi 10 persen, meluas ke negara-negara baru seperti Australia dan Korea. Selain itu, bisnis pelabuhan akan mencapai Rp 185 miliar pada tahun 2023, meningkat rata-rata 7% sejak tahun 2021.

Produksi tepung ikan meningkat rata-rata 72% menjadi 1.178 ton pada tahun 2021, 801 ton pada tahun 2022, dan 2.214 ton pada tahun 2023. 21 episode tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *