Laporan reporter INFOKUTIM.COM.com Dennis Destryawan
INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA – Trader masih menunggu kebijakan The Fed. Nilai tukar rupiah hari ini, Selasa (16/1/2024), kembali ditutup melemah 37 poin di Rp 1.000.000,- setelah sebelumnya melemah tipis ke Rp 15.555 per dolar AS.
CEO Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa para pedagang sedang menunggu sinyal lebih lanjut mengenai The Fed dan perekonomian AS, dengan Gubernur Fed Christopher Waller akan menyampaikan pidatonya pada hari Selasa.
“Pada hari Rabu, data penjualan ritel dan produksi industri Amerika Serikat diperkirakan akan memberikan lebih banyak sinyal mengenai ekonomi terbesar dunia tersebut,” kata Ibrahim di Jakarta, Rabu (16/1/2024).
Data produksi industri dan penjualan ritel AS akan dirilis pada hari Rabu dan diharapkan memberikan lebih banyak sinyal mengenai perekonomian.
“Setiap tanda pemulihan ekonomi memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” tambah Ibrahim.
Namun pasar tampaknya sedikit melemah di tengah spekulasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal Maret 2024, menurut aplikasi CME Fedwatch.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia mencatat posisi ULN atau ULN RI per November 2023 sebesar 400,9 miliar dolar AS atau Rp. 6,23 triliun (dengan asumsi nilai tukar RP 15.540 per dolar AS). BI menegaskan situasi ULN terkendali.
Posisi ULN pada November 2023 diperkirakan meningkat sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ULN ini terutama disebabkan oleh transaksi terkait ULN.
Selain itu, situasi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang global, termasuk Rupee. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka akuntansi utang luar negeri Indonesia dalam mata uang lain terhadap dolar AS.
ULN yang terjaga Indonesia per November 2023 tercermin dari rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 29,3%. Lebih lanjut, hal ini tercermin pada sepersepuluh ULN jangka panjang yang pangsanya mencapai 87,1 persen dari total ULN.
BI dan pemerintah akan memperkuat koordinasi dan menjaga perkembangan untuk menjaga sistem utang luar negeri tetap sehat.
Selain itu, peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pembangunan ekonomi negara yang berkelanjutan, sehingga mengurangi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.
Lebih rincinya, ULN pemerintah per November 2023 mencapai 192,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 2.993,9 triliun. Angka ini meningkat sebesar 6 persen tahun-ke-tahun, meningkat dari pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 3 persen pada bulan lalu.
Perkembangan ULN yang signifikan disebabkan oleh peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional berupa Sukuk Global, seiring dengan adanya sentimen positif mengenai kepercayaan para pelaku pasar sejalan dengan pasar keuangan. ketidakpastian global. itu mulai memudar.
Sedangkan pada perdagangan besok, rupiah berubah namun ditutup di bawah pada kisaran Rp15.570 hingga Rp15.640,” imbuh Ibrahim.