Sama-sama Pereda Nyeri dan Demam, Kenali Perbedaan Paracetamol dan Ibuprofen

oleh -158 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) memerintahkan seluruh apotek dan toko obat untuk menghentikan sementara penjualan obat dalam bentuk sirup. Hal ini menanggapi temuan dan dugaan penggunaan obat sirup paracetamol yang diduga menjadi penyebab misterius masalah ginjal akut pada anak.

Selain parasetamol, ibuprofen merupakan obat yang sering digunakan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam dan biasanya tersedia dalam bentuk sirup maupun pil. Kedua obat ini tersedia dalam berbagai merek yang mudah ditemukan di apotek terdekat.

Meski sama-sama merupakan obat pereda nyeri dan penurun demam, ibuprofen dan paracetamol tetap memiliki perbedaan. Simak penjelasan perbedaan paracetamol dan ibuprofen berikut ini.

Penggunaan parasetamol dan efek sampingnya

Paracetamol merupakan obat analgesik atau pereda nyeri yang berguna untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, kram menstruasi, nyeri pinggang atau keseleo. Parasetamol tidak hanya bisa digunakan untuk meredakan nyeri, tapi juga menurunkan demam.

Paracetamol bisa digunakan oleh semua orang, termasuk ibu hamil dan menyusui. Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan paracetamol pada anak tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus memperhatikan usia.

Paracetamol dapat diberikan pada anak usia 2 bulan ke atas. Dosis paracetamol juga harus disesuaikan dengan berat badan anak atau sesuai anjuran dokter.

Seperti kebanyakan obat-obatan, parasetamol dapat menimbulkan efek samping: sakit kepala, mual dan muntah, sembelit dan alergi.

Meski jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan efek samping paracetamol bisa lebih buruk, misalnya: tekanan darah rendah, sesak napas, atau detak jantung cepat.

Jika hal ini terjadi setelah penggunaan paracetamol, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Penggunaan ibuprofen dan efek sampingnya

Berikutnya adalah ibuprofen yang termasuk dalam kategori obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Seperti parasetamol, ibuprofen dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan demam.

Namun bedanya, ibuprofen juga bermanfaat untuk mengatasi peradangan. Selain itu, ibuprofen mencegah tubuh memproduksi zat penyebab peradangan.

Anak-anak dan orang dewasa dapat menerima ibuprofen dalam dosis yang sesuai. Namun ibu hamil tidak disarankan menggunakan ibuprofen karena risiko cacat janin dan gangguan kesehatan.

Hal ini juga berlaku pada perawat. Meski dalam jumlah kecil, ibuprofen dapat diserap ke dalam ASI sehingga penggunaannya memerlukan konsultasi dokter terlebih dahulu.

Penggunaan ibuprofen pada anak juga memiliki batasan umur. Perlu diperhatikan bahwa ibuprofen hanya boleh diberikan kepada anak-anak dan bayi di atas usia 6 bulan. Ibuprofen sebaiknya diberikan pada anak di bawah 6 bulan di bawah pengawasan dokter.

Ibuprofen memiliki beberapa efek samping, antara lain gangguan pernapasan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, gagal ginjal, dan alergi.

Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi setelah makan, karena dapat menyebabkan luka dan iritasi pada dinding lambung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *