INFOKUTIM.COM, Jakarta – Singapore Tourism Board (STB) serta Kementerian Komunitas, Kebudayaan dan Pemuda (MCCY) menanggapi pertanyaan media setelah Perdana Menteri (Perdana Menteri) Thailand Sretta Thawisin menuduh Country of Lions memonopoli Taylor Swift . Konser di Asia Tenggara.
Seperti diberitakan CNA, Rabu (21/2/2024), pihak tersebut mengaku memang memberikan dana hibah untuk tur dunia Swift ke Singapura. Namun berdasarkan keterangan tertanggal Selasa, 20 Februari 2024, mereka belum memastikan apakah sudah tercapai kesepakatan eksklusif untuk mencegah pelantun My Tears Ricochet menggelar konser “The Eras Tour” di negara Asia Tenggara lainnya.
Pertanyaan tentang kesepakatan acara tersebut muncul pada hari Jumat, 16 Februari 2024, ketika Tevis mengatakan pemerintah Singapura akan menawarkan US$2-3 juta untuk pertunjukan tersebut sebagai imbalan atas “kesepakatan eksklusif di Asia Tenggara”.
Menurut Sretta, promotor konser AEG memberitahukannya tentang persyaratan tersebut. Dalam tanggapan bersama, CNA, MCCY dan STB tidak merinci besaran hibah atau ketentuan yang menyertainya.
Mereka mengatakan MCCY dan Kallang Alive Sport Management “bekerja secara langsung” dengan AEG agar Swift tampil di National Stadium di Singapura. Dia mengatakan dia “menyadari akan ada permintaan yang signifikan” dari penggemar lokal dan regional acara tersebut.
“STB juga mendukung acara tersebut melalui dana hibah,” imbuh mereka. Kallang Alive Sport Management, anak perusahaan MCCY, mengelola Singapore Sports Centre, rumah bagi Stadion Nasional Singapura.
MCCY dan STB mengatakan lebih dari 300.000 tiket terjual, dengan banyak penggemar Taylor Swift yang bepergian dari negara lain.
“Kemungkinan besar (konser Taylor Swift) ini akan membawa manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura, terutama di bidang pariwisata seperti perhotelan, ritel, perjalanan, dan kuliner, seperti yang terjadi di kota-kota lain di mana Taylor Swift tampil selama ini.”, – kata MCCY dan STB. .
Singapura adalah salah satu dari dua perhentian di Asia untuk tur dunia Swift, yang diakhiri dengan empat konser di Tokyo awal bulan ini. Pertunjukan musisi dunia dikabarkan mampu mendongkrak perekonomian kota tujuan, khususnya sektor wisata konser.
Misalnya saja tur Swift di Australia. Menurut walikota setempat Sally Kapp, nilai ekonomi dari konser penyanyi berusia 34 tahun itu saja di Melbourne diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar Australia. Penyanyi tersebut akan menggelar empat konser lagi di Sydney, Australia, mulai 23 hingga 26 Februari 2024, dengan total tujuh konser.
Setelah Singapura pada 2, 3, 4, 7, 8 dan 9 Maret 2024, Swift akan tampil di Paris pada 9 Mei 2024, disusul destinasi Eropa lainnya seperti London, Amsterdam, Milan, Munich, dan Wina.
Ketika pemerintah negara bagian Australia Barat mencapai kesepakatan dengan band rock Inggris Coldplay untuk mengadakan konser eksklusif di Perth tahun lalu, hal itu dipuji sebagai “kudeta pariwisata massal”. Saat itu dia mengatakan pertunjukan tersebut diharapkan dapat menarik ribuan pengunjung dari luar negeri dan antar negara bagian ke Australia Barat.
Di sisi lain, penggemar Swift di Asia Tenggara kecewa tahun lalu ketika diumumkan bahwa Singapura akan menjadi satu-satunya tempat persinggahan penyanyi-penulis lagu tersebut di wilayah tersebut. Penggemar di Filipina bahkan memulai kampanye untuk meyakinkan Swift agar tampil di negara tersebut dengan menggunakan tagar #WeWantErasTourPhilippines.
Di Singapura, tiket pertunjukan terjual dengan cepat dan bahkan disebut sebagai “perang besar”. Bank lokal UOB, yang melakukan pra-penjualan tiket konser untuk pelanggannya, mengatakan pihaknya melihat peningkatan permohonan kartu di Asia Tenggara.
Setidaknya satu juta orang mengantri secara virtual untuk mencoba peruntungan di situs Ticketmaster sebelum penjualan dimulai, dan beberapa di antaranya kecewa karena tidak bisa mendapatkan tiket. Beberapa penggemar dilaporkan mulai mengantri di luar gerai SingPost lebih dari 24 jam sebelumnya karena tiket terjual habis secara umum.
Klaim Singapura atas status “concert hub”, khususnya bagi musisi internasional seperti Taylor Swift, Coldplay, dan Ed Sheeran, sebenarnya sempat menjadi bahan perdebatan. Dilaporkan ada diskusi online tentang pencegahan scalping dan apakah tiket harus dipesan khusus untuk warga Singapura.
MCCY dan STB mengumumkan pada Selasa 20 Februari 2024 bahwa Kallang Alive Sport Management (KASM) akan terus menghadirkan beragam penawaran gaya hidup dan hiburan ke pusat olahraga milik negara Singapura pada tahun 2022.
“KASM bekerja sama dengan penyelenggara acara untuk menciptakan pengalaman unik di Singapura bagi warga dan pengunjung. KASM memanfaatkan hubungan global yang kuat dan keahlian multidisiplin serta pengalaman tim KASM,” kata MCCY dan STB dalam sebuah pernyataan.
Mereka menambahkan: “Singapura memiliki banyak hal untuk ditawarkan sebagai tujuan acara internasional berskala besar dengan lokasi kami yang strategis, infrastruktur berkualitas, keamanan, efisiensi, dan beragam penawaran budaya.”