Start Up Day, Ajang Menimba Wawasan Kelola Perusahaan Rintisan Langsung dari Para CEO

oleh -200 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA – Startup Day, sebuah acara untuk mendukung pengembangan ekosistem startup di Indonesia, digelar di Jakarta pada 2 November 2023.

Diselenggarakan oleh Binus Business School, konferensi ini bertajuk “Untold Stories for the Technical Industry: The Hope for a New Sustainable Economy” dan diadakan di kampus JWC.

Dezie L. Warganegara, Ph.D, Dekan Senior Binus Business School mengatakan melalui acara ini, mahasiswa Binus Business School berinteraksi dengan tokoh-tokoh C-level dari berbagai industri untuk mempelajari efek utama orang yang tepat untuk digunakan dalam persiapan. untuk memulai perusahaan Anda sendiri di masa depan.

Informasi dari CEO Speaks serupa dengan apa yang mereka pelajari di kelas.

Selain mengundang mahasiswa, acara ini juga akan dihadiri banyak pihak dengan mengundang masyarakat, perwakilan perusahaan, dan alumni Binus Business School.

Kami berharap ketiga kelompok peserta mempunyai gambaran bagaimana mengembangkan perekonomian daerah. Selain itu, bagi perusahaan, peluang ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya dengan strategi branding.

“Siswa dapat mempelajari keterampilan dasar manusia untuk digunakan langsung dalam persiapan memulai bisnis sendiri di masa depan, sehingga pengetahuannya seimbang mulai dari CEO Speaks hingga apa yang mereka pelajari di kelas,” kata Dezie.

Melalui kegiatan ini juga diharapkan mahasiswa memperoleh pemahaman mengenai perkembangan ekonomi bersama.

Dikatakannya, Binus Business School baru saja mempertahankan posisinya di antara 250 program MBA terbaik di dunia menurut QS Global MBA Rankings 2024, menduduki peringkat ke-36 di Asia dan menjadi program MBA terbaik di Indonesia.

Program Start Up Day ini terbagi dalam tiga kegiatan utama yaitu Start Up Exhibition, CEO Speaks on Leadership dan Networking.

Sesi pertama “Venture Capitals: Impactful Investment With a Downturn” menghadirkan pembicara Fandy Cendrajaya (Venture Capital) dan Gabriella Thohir (Sky Star Capital).

Sedangkan sesi kedua “Founders: Building Generation Business” menghadirkan pembicara James Prananto (CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan) dan Benny Yahya (Founder Beauty Haul).

Dalam pemaparannya, Gabriella melihat banyak hal seperti model bisnis, kebutuhan pasar, tim dan struktur, rekrutmen dan investasi. . “Hal-hal itu bisa dinegosiasikan, tapi itu yang kita lihat ketika teman-teman senang,” kata Gabriella.

“Perlu juga dibicarakan secara luas untuk konfirmasi, sehingga menjadi tanggung jawab pendiri untuk mendorong investor PD (dijamin) untuk berinvestasi di bisnis ini sejak awal,” ujarnya.

Fandy mengungkapkan, hampir 100 persen investasi Venture Capital pada startup pilihannya menghasilkan tambahan pendanaan.

“Dalam lima hingga 10 tahun ke depan, bisnis ritel baru akan terus menjadi pilihan bagi para pemilik usaha karena akan terus mengembangkan empat belanja masyarakat,” kata Fandy.

Dijelaskannya, kunci dalam memilih apakah akan menjadi bisnis start-up atau bisnis biasa adalah orang-orang yang memimpin organisasi bisnis tersebut. Gabriella mengungkapkan, setidaknya ada 15 unicorn yang menjadikan Indonesia sebagai markasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah bagi perkembangan perusahaan start-up karena banyak faktor: penerimaan masyarakat terhadap bisnis start-up, peraturan pemerintah yang mendukung perusahaan start-up, dan kerja sama antara masyarakat dan swasta.

Pada kelas kedua, James Prananto mengingatkan bahwa startup tidak sebatas teknologi saja, namun harus mengembangkan bisnis secepatnya. Benny Yahya, pendiri Beauty Haul membenarkan hal tersebut.

“Tidak semuanya langsung sukses. Kalau kita mengembangkan brand seseorang, biasanya orang utamanya (pemilik brand) berhenti, jadi kita berpikir untuk membuat brand sendiri,” kata Benny Yahya.

Benny yakin kualitas produk Indonesia sama dengan kualitas produk luar negeri, dan bisa juga merambah pasar luar negeri.

Kopi Kenangan melihat seberapa besar yang bisa terjadi. Kembali ke visi. Kopi Kenangan ingin berpartisipasi 20-50 tahun yang lalu melalui yayasannya. Makanya kami memutuskan menerima VC (Venture Capital), ujarnya.

Benny mengatakan kegagalan Beauty Haul dalam meyakinkan VC di awal membuatnya sadar akan pentingnya membangun visi dan bercerita bagi perusahaannya.

“Ini proses pembelajaran, harus mempersiapkan diri dengan baik sampai akhir, model bisnis dan mau kemana kita harus jelas, kata Benny.

Kontinuitas adalah tema utama

Acara ini membuktikan pentingnya menciptakan strategi berkelanjutan di dunia startup. Beberapa di antaranya melalui proses de-kontrol dan pelepasan.

Secara umum, ada empat cara exit yang sering menjadi keputusan utama para mitra di dunia startup: menjual startup ke perusahaan lain (beli), mencatatkan saham startup di bursa umum agar masyarakat bisa bertransaksi. (IPO), membeli saham dari pemegang saham lain (pembelian), dan menggabungkan diri dengan unit usaha lain (merger).

Terlepas dari strategi yang dipilih, akuntabilitas merupakan elemen penting agar para pendiri dan pengusaha berhasil, melanjutkan pengembangan bisnis tanpa mereka berpartisipasi.

Inilah yang menjadi topik diskusi oleh Chief Executive Officer. “Terakhir, keluarnya perusahaan tidak hanya berdampak pada pendiri dan investor, tapi seluruh karyawan yang terlibat. “Oleh karena itu, harus ada strategi yang mengedepankan keberlanjutan,” kata Fandy Cendrajaya, sumber Kopital Ventures.

Sebagian artikel ini dikutip dari Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *