JAKARTA – Dunia kembali menyoroti kasus misterius pneumonia pada anak-anak yang terjadi di Tiongkok sejak November lalu. Jumlah kasus pneumonia yang mengkhawatirkan di wilayah tersebut telah menyebabkan beberapa rumah sakit penuh sesak.
Saat ini, salah satu patogen yang diyakini menyebabkan penyakit tersebut adalah bakteri bernama Mycoplasma pneumoniae. Saat ini penyakit misterius pneumonia sedang menarik perhatian masyarakat karena mirip dengan wabah COVID-19. Lihat, oke?
Menurut laporan epidemiologi, saat ini terjadi peningkatan Mycoplasma Pneumoniae di China sebesar 40 persen dan penyakit lainnya seperti influenza, SARS COV-2 dan lain sebagainya. Hingga Selasa lalu, media Tiongkok, Global Times Rumah, menyebutkan Rumah Sakit Anak Beijing menerima 9.378 pasien setiap hari dan kehabisan kapasitas selama dua bulan terakhir. Dikatakan bahwa klinik rawat jalan, klinik anak-anak dan unit perawatan intensif di beberapa rumah sakit di Beijing ditutup setidaknya selama tujuh hari.
Bagaimana situasi di Indonesia?
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan saat ini belum ada informasi resmi dari Kementerian Kesehatan di Indonesia, dan untuk mengikuti bakteri penyebab pneumonia (kecuali influenza). virus) pada anak-anak dalam kelompok ini. Indonesia belum menjadi normal. .
Jadi belum ada informasi pasti apakah terjadi peningkatan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae pada anak-anak di Indonesia, ujarnya dalam keterangannya yang disetujui INFOKUTIM.COM, Minggu, 3 Desember 2023.
Namun Ikatan Dokter Anak Indonesia menekankan hal berikut:
– Meskipun peningkatan jumlah pneumonia yang tidak diketahui penyebab pneumonia Mycoplasma di Tiongkok merupakan informasi yang harus dicermati, diinformasikan, dan diikuti, namun hal tersebut tidak boleh menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat.
– Pemantauan penyakit pernafasan pada anak (termasuk pneumonia) di Indonesia harus ditingkatkan, termasuk menambah kantor pemerintah yang menyediakan fasilitas pengujian untuk mengidentifikasi bakteri penyebab pneumonia pada anak, antara lain Streptococcus pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia dan lain-lain.
– Rumah Sakit, Rumah Sakit, dan Klinik di Indonesia hendaknya menganalisis data jumlah pasien/kunjungan dan kematian akibat penyakit pernafasan/pneumonia dari waktu ke waktu, baik rawat inap, rawat jalan, maupun gawat darurat, agar dapat diinformasikan dan diberikan. diharapkan lebih awal jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan.
– Mycoplasma pneumoniae bukanlah bakteri baru, dan pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae biasanya menimbulkan gejala pneumonia ringan yang dapat diobati dengan antibiotik.
– Masyarakat harus meningkatkan kebiasaan kebersihan dan kesehatan, termasuk mencuci tangan dan memakai masker.
– Pemberian ASI eksklusif, vaksinasi yang memadai dan kadar vitamin A yang tinggi sangat penting untuk mencegah pneumonia pada bayi dan anak. Sementara itu, Irjen Karyoto Firli Bahuri memastikan penyidikan tidak berjalan lamban. Irjen Karyoto menegaskan, dalam kasus penculikan orang yang menangkap Firli Bahuri, ia ragu penyidik masih bisa menemukan kemungkinan. INFOKUTIM.COM.co.id 28 Desember 2023