INFOKUTIM.COM, Jakarta – Pasar modal di awal tahun ini nampaknya sangat menarik. Belum lama ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendirikan perusahaan baru yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) dengan saham lama.
Artinya, perseroan tidak menerbitkan saham baru, melainkan menawarkan saham lama kepada pemegang saham lama. Penerbitnya adalah PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE).
Menurut Direktur Eksekutif Perencanaan Korporasi BEI, I Gede Nyoman Yetna, pelepasan aset atau pembagian saham oleh pemegang saham asli perseroan tidak melanggar aturan BEI. Menurut Nyoman, dalam hal ini, IPO NICE tidak ada masalah asalkan informasinya diungkapkan melalui pernyataan di awal.
“Jadi kalau di pasar modal sejak awal sudah jelas bahwa pelaksanaan pencatatan itu sebagian dilakukan melalui penjualan sebagian saham dari kepemilikan (lama), hal itu diperbolehkan.” “Pasti ada visinya. perkembangan perusahaan,” kata Nyoman, Kamis (1 November 2024) di Gedung Bursa.
Kendati demikian, Nyoman mengatakan bursa telah mengimbau pemegang saham lama agar tidak terlalu cepat melepaskan kepemilikannya meski sudah ada pemilik baru. Dalam transaksi tersebut, pemegang saham eksisting Adhi Kartiko Pratama diminta mempertahankan kepemilikan masing-masing minimal 10 persen.
Di sisi lain, Nyoman menilai kinerja fundamental perseroan sangat stabil dan memiliki visi dan misi yang jelas untuk pengembangan ke depan. Oleh karena itu, bursa melihat langkah ini sebagai upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan emiten di masa depan.
“Kalau dilihat dari belanja dan pertumbuhannya sangat stabil dan sebenarnya terdapat cukup sumber daya untuk ekspansi atau peningkatan pertumbuhan di periode mendatang,” tambah Nyoman.
Sebelum IPO, sebanyak 6.082.020.000 lembar saham Perseroan telah dicatatkan dan disetor penuh. Pemegang saham perseroan antara lain SMM sebanyak 3.102.000.000 saham atau setara 51,00 persen dan IMEV sebanyak 2.930.020.000 saham atau setara 48,18 persen.
Kemudian Michael Adhidaya Susantyo (MAS) dan Victor Agung Susantyo (VAS) memperoleh 25.000.000 saham atau setara 0,41 persen. Setelah IPO, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh tetap 6.082.020.000 lembar saham. Namun komposisi kekuasaan telah berubah.
SMM memiliki sisa 2.493.798.000 saham atau setara 41,00 persen dan IMEV memegang sisa 2.321.818.000 saham atau setara 38,18 persen. Saat ini kepemilikan saham MAS dan VAS masih ada karena kedua organisasi tersebut tidak menawarkan saham atas nama mereka kepada publik.
Sisanya sebanyak 1.216.404.000 lembar saham setara dengan 20 persen kepemilikan negara. Selain itu, direncanakan pengalihan saham yang dimiliki oleh SMM, IMEV, MAS dan VAS sebanyak 1.859.577.615 lembar saham, 1.739.634.385 lembar saham, 25.000.000 lembar saham dan 25.000.000 lembar saham atas dasar LXI melalui PT serta 25.000.000 lembar saham LXI melalui PT. 3 BI2 (CSPA) akan dirilis November. .
Jumlah saham yang diterbitkan mencapai 3.649.212.000 lembar saham dan harga penawaran setara dengan harga IPO yakni Rp 438 per saham. Sehingga total transaksinya mencapai Rp 1,59 triliun. EBI akan menjadi pemilik baru 3.649.212.000 saham NICE atau 60 persen.
Kemudian sisa saham SMM sebanyak 634.220.385 saham atau 10,43 persen dan IMEV sebanyak 582.183.615 saham atau setara 9,57 persen. Serta tambahan 1.216.404.000 saham atau setara 20 persen yang dimiliki publik.
Diberitakan sebelumnya, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) resmi tercatat dan diperdagangkan di bursa hari ini, Selasa 9 Januari 2024. Menyusul aksi tersebut, perseroan akan segera menerima saham perusahaan Korea LX International melalui anak perusahaannya. PT Energi Battery Indonesia (EBI) senilai Rp 1,59 juta.
Sekadar informasi, saham yang ditawarkan dalam IPO bukanlah saham baru. Namun, saham lama atas nama PT Sungai Mas Minerals (SMM) dan PT Inti Mega Ventura (IMEV) masing-masing berjumlah 608.202.000 lembar. Sehingga total saham yang ditawarkan dalam IPO menjadi 1.216.404,00 lembar saham.
Sebelum IPO, sebanyak 6.082.020.000 lembar saham Perseroan telah dicatatkan dan disetor penuh.
Pemegang saham perseroan antara lain SMM sebanyak 3.102.000.000 saham atau setara 51,00 persen dan IMEV sebanyak 2.930.020.000 saham atau setara 48,18 persen.
Kemudian Michael Adhidaya Susantyo (MAS) dan Victor Agung Susantyo (VAS) memperoleh 25.000.000 saham atau setara 0,41 persen.
Setelah IPO, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh tetap 6.082.020.000 lembar saham. Namun komposisi kekuasaan telah berubah. SMM memiliki sisa 2.493.798.000 saham atau setara 41,00 persen dan IMEV memegang sisa 2.321.818.000 saham atau setara 38,18 persen.
Saat ini kepemilikan saham MAS dan VAS masih ada karena kedua organisasi tersebut tidak menawarkan saham atas nama mereka kepada publik. Sisanya sebanyak 1.216.404.000 lembar saham setara dengan 20 persen kepemilikan negara.
Selain itu, terdapat rencana hibah 1.739 lembar saham tersebut, 25.000.000 dan 25.000.000 lembar saham di Indonesia melalui CSPA dari kepemilikan SMM, IEMV, MAS.
Sebelumnya diberitakan, jumlah saham yang diterbitkan mencapai 3.649.212.000 lembar dan harga penawaran setara dengan harga IPO yakni Rp 438 per saham. Sehingga total transaksinya mencapai Rp 1,59 triliun.
Setelah tindakan tersebut, LXI melalui EBI akan menjadi pengelola perusahaan yang baru dan akan terjadi pergantian kepengurusan serta menentukan pengelola perusahaan yang paling efektif. EBI akan mendapat 3.649.212.000 saham NICE atau 60 persen.
Kemudian sisa saham SMM sebanyak 634.220.385 saham atau 10,43 persen dan IMEV sebanyak 582.183.615 saham atau setara 9,57 persen. Serta 1.216.404.000 saham lainnya atau setara 20 persen yang dimiliki publik.
Setelah Pembeli menjadi pemilik baru Perseroan berdasarkan Surat Keterangan Pembeli tanggal 2 November 2023, Pembeli setuju untuk tidak mengalihkan kepemilikan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung selama paling lambat 12 bulan sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran. disetujui oleh OJK.