Terminal Kijing di Kalimantan Barat Jadi Hub Ekspor Curah Cair dan Kering

oleh -138 Dilihat
oleh

Laporan reporter INFOKUTIM.COM Seno Tri Sulistiyono

INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA – Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kabupaten Membawa, Kalimantan Barat berkembang pesat sejak diresmikan pada Agustus 2022 oleh Presiden Joko Widodo.

Dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, kunjungan kapal di Terminal Kijing tercatat sebanyak 332 kapal, meningkat dua kali lipat yaitu hanya 154 kapal dibandingkan capaian 12 bulan pada tahun 2022.

Peningkatan serupa juga terjadi pada jumlah kapal. Pada kuartal I-2023, total tonase kapal akan mencapai sekitar 1,2 juta gross tonnage (GT).

Jumlah tersebut meningkat jauh dibandingkan pencapaian tahun 2022 sebesar 555.607 GT.

Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono mengatakan integrasi terminal Kijing dengan kawasan industri mendukung perkembangan pesat tersebut.

Di sini, luas penyangga Terminal Kijing mencapai 124,09 hektare.

“Dari luas itu, luas yang bisa dipasarkan mencapai 75 persen atau 92,61 hektare,” kata Arif, ditulis Sabtu (23/12/2023).

Arif menjelaskan melalui pembangunan Kawasan Pendukung Terminal Kijing yang terletak di Kecamatan Sungai Kunit, Kabupaten Membawa, Pelindo ingin mendorong integrasi yang lebih baik antara pelabuhan dan kawasan industri dengan menyediakan infrastruktur dan pelayanan publik yang memadai.

“Hal ini akan menciptakan efek riak terhadap pertumbuhan industri di kawasan dan mendukung program hilirisasi komoditas seperti minyak sawit (CPO), karet, dan bauksit/alumina,” ujarnya.

General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pontianak Humber Viadi menambahkan, kini ada empat pabrik pengolahan kelapa sawit yang beroperasi di kawasan pendukung terminal Kijing.

Dua di antaranya merupakan pabrik CPO yang masing-masing berkapasitas 2.500 ton per hari.

“Dengan empat pabrik ini, Terminal Kijing akan menyediakan 8.000 ton produk pabrik pengolahan kelapa sawit per hari, sehingga potensi throughput kargo curah cair menjadi 5,7 juta ton per tahun dan kargo kering ke curah mencapai 200.000 ton per tahun,” ujarnya. . kata Humber. .

Ia mencontohkan, ekspor curah cair dan curah kering ke 10 negara antara lain Tiongkok, Korea Selatan, India, Vietnam, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura dilakukan melalui Kijing.

Kijing juga memasok barang impor seperti peralatan proyek, metanol, dan beras. Impor tersebut berasal dari China, Taiwan, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Arif menambahkan, sudah ada dua perusahaan lagi yang menandatangani kerja sama untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit.

Apical, perusahaan Singapura, berencana membangun kompleks kilang terintegrasi berkapasitas 1,5 juta ton per tahun di Kijing Terminal Support Area.

Lainnya adalah PT Pacific Bio Industry (PBI) yang akan membangun pabrik pengolahan CPO berkapasitas 550 ribu ton per tahun.

Diketahui, pembangunan Terminal Kijing sendiri terbagi dalam tiga tahap. Setelah seluruh konstruksi selesai, Terminal Kijing akan mampu menangani kontainer 1,95 juta TEU, 12,18 juta ton curah cair, 15 juta ton curah kering, dan 1 juta ton kargo multiguna per tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *