Laporan dari reporter INFOKUTIM.COM.com Rina Ayu
INFOKUTIM.COM.COM, JAKARTA — Komite Konvensi Warisan Budaya Takbenda (ICH) UNESCO telah menetapkan Budaya Jamu Sehat sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Diketahui budaya Jamu diyakini sudah ada sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dengan adanya relief di Candi Borobuldu dan naskah kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini.
Budaya Sehat Jamu meliputi ketrampilan tradisional dan nilai budaya yang berkaitan dengan pengobatan alami tradisional yang berbahan dasar tanaman herbal dan rempah-rempah, serta cara pengobatan tradisional yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dengan meningkatkan imunitas tubuh.
Dalam keterangan KBRI Pretoria, UNESCO mencatat nilai budaya jamu sebagai sarana ekspresi budaya dan sarana penghubung manusia dengan alam semesta.
UNESCO juga mengakui bahwa Budaya Pengobatan Herbal yang Sehat mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk Tujuan #3 Kesehatan dan Kesejahteraan, #5 Kesetaraan Gender, Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab 12, dan #16 Kehidupan di Bumi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nadiem Makarim dalam sambutannya melalui pesan video mengaku bangga dengan Budaya Jamu Sehat yang dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Penelitian, pengembangan dan penyebaran budaya jamu terus dilakukan secara turun temurun dari zaman dahulu hingga saat ini. Obat-obatan herbal sudah menjadi bagian dari gaya hidup di Indonesia.
Indonesia akan terus melestarikan jamu melalui pendidikan dan pelatihan formal dan informal, serta penelitian, pengembangan, dan inovasi jamu, kata Nadiem.
Saud Purwanto Krisnawan, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik Afrika Selatan dan Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan Lesotho, mengatakan penetapan Jamu Budaya Sehat sebagai WBTB merupakan sebuah dukungan. . Suatu hal yang positif dalam upaya pemajuan kebudayaan Indonesia.
KBRI Pretoria akan mempromosikan jamu melalui berbagai acara seperti pameran, workshop dan lain-lain, dalam rangka memperingati 30 tahun kerja sama diplomatik Indonesia dan Afrika Selatan.
Ia yakin aktivitas diplomasi ini akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
Wakil Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO Prof. Lebih lanjut Ismunandar mengatakan, proses penetapan Jamu Budaya Sehat sebagai WBTB UNESCO merupakan upaya kolaboratif yang didorong oleh komunitas lokal yang difasilitasi oleh Pemerintah.
UNESCO menilai partisipasi komunitas ini sangat positif.
Ia berharap Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO dapat meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Jamu dan WBTB pada umumnya.
Sesi ke-18 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO akan berlanjut di Kasane, Botswana, hingga 9 Desember 2023.
Selain membahas ciri-ciri budaya tertulis, panitia juga membahas laporan berkala, yaitu laporan mengenai langkah-langkah yang dilakukan negara-negara dalam melestarikan ciri-ciri budaya yang tercatat dalam daftar WBTB UNESCO.
Jamu Budaya Sehat merupakan WBTB Indonesia ke-13 yang berhasil terdaftar dalam daftar WBTB UNESCO.
Sebelumnya, Indonesia menetapkan dua belas unsur budaya sebagai WBTB UNESCO, seperti Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Diklat Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken ( 2011). ). 2012), Tiga Jenis Tari Tradisional di Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020) dan Gamelan (2021).