INFOKUTIM.COM, Jakarta Lebih dari setengah juta vaksin telah disuntikkan ke Gaza, termasuk polio, pneumonia, dan campak, untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan.
Vaksin tersebut didistribusikan oleh UNICEF pada tanggal 25 hingga 29 Desember 2023. Sekitar 600.000 vaksin masuk ke Gaza, sebagaimana disebutkan di situs UNICEF, yang akan diberikan kepada 300.000 anak dan bayi di bawah usia lima tahun.
Vaksin masuk ke Gaza melalui gerbang Rafah. Mesir juga turut membantu dengan menyediakan fasilitas pendingin untuk menyimpan vaksin.
Kedatangan vaksin ini tentunya sangat ditunggu-tunggu karena masih banyak anak yang belum mendapatkan vaksinasi. Yasser Bouzia, kepala hubungan internasional di kementerian kesehatan setempat, seperti dikutip The Telegraph mengatakan bahwa sejak dimulainya perang Israel-Palestina, ada sekitar 60.000 bayi baru lahir yang belum divaksinasi.
Vaksinasi pada bayi dan anak penting dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menurunkan angka kematian jika sakit.
UNICEF telah memperingatkan masyarakat Gaza tentang kemungkinan serangan penyakit. Krisis ini tidak terlihat dan mengancam kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di sana.
Setelah vaksin tersebut bisa masuk ke Gaza, pada 2 Januari 2024, banyak anak-anak di sana yang menerima vaksin pentavalen.
Vaksin ini mampu melindungi anak dari lima penyakit. Pemberian vaksin ini dapat melindungi anak yang terlambat mendapatkan vaksinasi karena masih terjadi konflik.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan pasokan vaksin cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi hingga 8-14 bulan ke depan.
Kabar baik datangnya vaksin di Gaza memberikan sedikit kelegaan bagi Fatani, ibu dari seorang anak berusia satu setengah tahun. Ia mengungkapkan kekhawatirannya karena belum menerima vaksin.
Dia khawatir putrinya akan tertular penyakit serius dan fatal yang dapat dicegah dengan vaksin.
“Dalam situasi sulit seperti ini, penyakit menyebar dengan cepat. Vaksinasi sangat penting,” kata Fatan di situs UNICEF.
“Saya sangat takut anak saya tidak divaksin, saya khawatir dia terkena penyakit. Jadi saya memilih untuk menjauhkannya dari banyak orang,” kata Faton.