Vape Bukan Pengganti Rokok, Perasa yang Muncul dari Bahan Kimia dan tak Aman

oleh -70 Dilihat
oleh

INFOKUTIM.COM, BANDUNG – Konsultan senior dan ahli onkologi medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura, Dr Wong Siew Wei mengatakan vaping bukanlah alternatif selain merokok. Ia mengaku mencicipi bahan kimia yang berasal dari alat penguap tersebut.

“Vape punya rasa, bukan perasa masakan, tapi bahan kimia, itu tidak aman,” ujarnya baru-baru ini.

Ia mengatakan, meningkatnya tren penggunaan vape di masyarakat didorong oleh kesalahpahaman bahwa vape adalah alternatif pengganti rokok. Banyak juga yang menggunakannya untuk tren dan gaya hidup.

“Tidak ada bukti bahwa vaping lebih aman dibandingkan merokok,” ujarnya.

Diantara tren vaping yang sedang berkembang, ia mengatakan bahwa rokok di Indonesia masih tinggi dan didominasi oleh perokok muda. Dr Wong melihat kemudahan akses terhadap rokok menjadi alasan mengapa jumlah perokok tinggi di Indonesia.

Lain halnya dengan Singapura, katanya, yang berhenti merokok selama 30 tahun. Karena mahalnya harga rokok, akses menjadi terbatas.

“Di Indonesia tersedia rokok murah, anak-anak bisa membelinya sendiri. Di Singapura yang enam kali lipat (harga) Indonesia, aksesnya sulit,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah Indonesia untuk menaikkan pajak rokok. Akses terhadap rokok pun semakin sempit. Selain itu, asap juga tidak boleh dipaparkan ke masyarakat. “Jangan merokok,” katanya.

Disarankan pula satu bungkus rokok sehari bagi perokok yang telah merokok selama 20 tahun untuk mencegah penyakit paru-paru. Penggunaan CT scan dosis rendah dapat memastikan kondisi paru-paru, sedangkan rontgen tidak cocok untuk mendeteksi kanker paru.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *