INFOKUTIM.COM, Jakarta Sarapan seharusnya menjadi waktu makan terpenting dalam sehari. Namun waktu terbaik untuk sarapan masih diselimuti misteri. Pencarian cepat di mesin pencari tidak membantu, satu halaman mengungkapkan waktu yang tepat antara jam 7 dan 8 pagi dan halaman lainnya satu jam setelah bangun tidur.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan bergizi seimbang dapat memberikan energi yang baik di pagi hari, meningkatkan metabolisme, kadar gula darah, mood dan konsentrasi.
Dengan banyaknya alasan mengapa sarapan baik untuk Anda, tidak mengherankan jika banyak orang bertanya-tanya bagaimana cara memaksimalkan sarapan.
Menurut Glamour Wednesday, 17 April 2024, tidak ada waktu terbaik untuk sarapan, kata mantan atlet Rhian Stephenson, seorang ahli gizi dan naturopath.
Namun, aturan praktis yang baik adalah memberi jeda setidaknya 12 jam antara makan malam dan sarapan, kata Rhian.
Sarapan sangat penting untuk kesehatan tubuh, jadi jangan lewatkan waktu makan ini. Melewatkan sarapan terus-menerus pada dasarnya berarti Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dari yang dibutuhkan tubuh, terutama setelah tidur malam penuh.
Kalori adalah cara untuk mengukur jumlah energi yang diperoleh tubuh dari makanan yang Anda makan.
Hal ini, pada gilirannya, dapat “memperlambat metabolisme Anda, meningkatkan stres dan menurunkan kekebalan tubuh,” kata Rhian.
Tidak ada waktu yang ideal untuk sarapan, namun menurut Rhian, sebaiknya beri jeda setidaknya 12 jam antara makan malam dan sarapan.
“Jadi jika Anda selesai makan malam pada pukul 19.30, idealnya Anda sarapan pada waktu tersebut,” ujarnya.
Setiap orang memiliki jam internal (dikenal sebagai ritme sirkadian) yang menjaga ritme 24 jam. Tubuh juga memiliki triliunan bakteri di saluran pencernaan, yang secara kolektif disebut mikrobioma usus, yang juga mengikuti ritme sirkadian.
“Itulah mengapa penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi mikrobioma untuk beristirahat dan memperbaiki dirinya sendiri,” kata Rhian.
Alasannya adalah usus mempunyai mekanisme pembersihan diri yang hampir ajaib.
Anda harus tahu bahwa interval waktu makan yang lebih lama dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam hal kesehatan usus dan peningkatan metabolisme.
Rhian mengungkapkan, sarapan bergizi sangat penting untuk membantu mengatur gula darah, energi, dan pola makan sepanjang hari.
“Sarapan berkualitas baik yang tinggi protein, serat, dan fitonutrien adalah kuncinya,” kata Rhian.
Faktanya, mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup di pagi hari telah terbukti mengurangi rasa lapar di malam hari, katanya. Belum lagi, protein terdiri dari asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki otot, tulang, dan sel kulit.
“Usahakan mengonsumsi 1,2 gram protein per kilogram berat badan sepanjang hari, lalu tambahkan jumlah tersebut saat sarapan,” tambah Rhian.
Hindari sarapan manis. Donat, kue kering, dan beberapa sereal akan menyebabkan gula darah Anda naik, namun setelah beberapa jam gula darah Anda akan turun lagi, membuat Anda merasa lesu dan sulit berkonsentrasi.
Ketika Anda tidak makan selama beberapa jam, tubuh Anda memproduksi “hormon kelaparan” dalam jumlah yang lebih tinggi, termasuk hormon ghrelin. Ini akan membuat perut Anda memberi tahu otak bahwa Anda lapar dan perlu makan.
Jika Anda terus-menerus menunda makan, Anda mungkin akan makan berlebihan di kemudian hari. Rhian mengingatkan, melewatkan sarapan dan kemudian mengonsumsi camilan atau karbohidrat untuk makan siang dapat merusak energi dan metabolisme Anda.
“Jika Anda mencobanya, fokuslah pada hidrasi dan elektrolit. Coba tambahkan garam laut dan lemon ke dalam air Anda, atau gunakan bubuk elektrolit,” katanya.
Rhian menyarankan beberapa ide sarapan sehat di pagi hari, seperti tahu, telur, bahkan ikan kaleng. Selain itu, Anda juga bisa membawakan makanan yang banyak serat, seperti roti gandum atau oatmeal.