INFOKUTIM.COM, Jakarta Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memuji Grup PTPN yang telah mempercepat produksi gula tanah air dan mendukung petani. Hal tersebut diungkapkan Kartika Wirjoatmodjo, PTPN I Regional 4 saat melakukan kunjungan kerja ke perkebunan HGU Lumajang.
“Untuk mencapai itu semua perlu upaya dari hulu hingga hilir,” kata Tiko.
Tiko mengatakan upaya harus dilakukan untuk menjaga kelangsungan perekonomian Indonesia. “Demi kebaikan kita sendiri, kita juga bisa menghasilkan benih berkualitas tinggi yang bisa menghasilkan beragam tanaman di tanah Indonesia.”
Mulai dari pembibitan hingga pengelolaan peternakan, ekosistemnya harus dijaga, kata Tico.
“Produktivitas dan efisiensi, pembelajaran pengelolaan pabrik, penelitian dan pengembangan terkait pengelolaan keuangan dan pemasaran serta keuangan perusahaan harus diikutsertakan. Jadi, ke depan PTPN bisa dikembalikan dari sisi produksi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani mengatakan, kunjungan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo merupakan tanda semangat para pekebun grup PTPN untuk kembali mengukir sejarah. .
“Seperti yang saya sampaikan tadi pak, saya sangat senang atas kunjungan bapak. Kapan pun saya bertemu dengan pihak-pihak yang berkepentingan, saya harap saya bisa percaya kepada bapak. Karena kami percaya tebu itu sederhana. Soal sejarah, bagaimana kita bisa menghidupkan kembali sejarah itu. Misi PTPN ke depan adalah menciptakan inkubator sosial, edukasi dan sosialisasi. “Kami melatih masyarakat untuk meningkatkan pengelolaan gula,” kata Ghani.
Selain pembenahan lahan HGU ke depan, Ghani mengatakan tim PTPN akan terus melakukan perbaikan untuk membantu petani. “Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas kunjungan Anda, ini merupakan insentif bagi pemerintah untuk mencapai ambisinya,” kata Ghani.
Pemerintah mewujudkan tujuan keberlanjutan gula melalui Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 (Perpres). Hingga 1 juta hektar lahan sedang disiapkan di Papua.
Meski demikian, Frans Marganda Tambunan, CEO ID Food BUMN Holding, mengatakan teknologi industri gula di Indonesia saat ini masih minim. Informasi tersebut juga didukung oleh angka produksi gula selama 10 tahun terakhir yang menunjukkan penurunan.
Perancis menilai penurunan produksi gula tidak sebanding dengan pertumbuhan konsumsi gula yang semakin meningkat setiap tahunnya.
“Dalam sepuluh tahun terakhir kita melihat penurunan produksi gula sebesar 1,16 persen. Berbeda dengan pertumbuhan daerah sebesar 7,4 persen dan peningkatan produktivitas hanya sebesar 0,19 persen,” ujarnya. ID Food Office, Jakarta, Rabu (13/12/2023) Selain itu, Prancis menyebutkan produksi tebu Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,06 persen. Sebagai seorang industrialis, katanya, ia tidak bisa tinggal diam. Terutama untuk mendukung program penguatan gula yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai tahun 2023.
“Penurunan kualitas gula bukan karena kendala cuaca, namun terkadang karena minimnya teknologi di industri gula dalam negeri.”
Menurutnya, jika lebih banyak teknologi yang bisa diimplementasikan dan dikembangkan, maka india akan menyusul negara-negara seperti Brazil dan India. Kedua negara ini merupakan produsen gula terbesar dan menjadi tanda bahwa mereka tidak jauh dari inovasi teknologi.
“Contohnya, Brazil fokus pada pengembangan teknologi mekanik. Sementara India fokus pada pengembangan tebu,” kata Prancis.
“Selain itu, kemampuan teknologi baru juga sangat penting jika kita berharap dapat mensukseskan industri gula, khususnya di India, untuk meningkatkan produksi gula bit,” ujarnya.