Wapres Ma’ruf Amin Minta Pemkab Jember Petakan Kantong Wilayah Stunting dan Perbaiki Layanan

oleh -228 Dilihat
oleh

Dilaporkan oleh reporter INFOKUTIM.COM.com Geeta Irawan

INFOKUTIM.COM.COM, Jember – Wakil Presiden RI K.H. Maruf Amin meminta Pemkab Jember membuat peta wilayah stunting.

Selain itu, ia juga meminta Pemkab Jember meningkatkan pelayanan.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara pada acara serah terima program stunting di Kabupaten Jember, Rabu (12/06/2023).

“Pertama, pastikan bantuan stunting tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan mekanisme bantuan yang diberikan pemerintah,” kata Ma’rouf.

“Pemerintah Kabupaten Jember harus bisa memetakan daerah tertinggal dan mengidentifikasi pelayanan yang masih kurang dan perlu ditingkatkan. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana yang mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dan melakukan intervensi terhadap permasalahan yang ada,” lanjutnya.

Kedua, Ma’ruf menyerukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah serta pihak swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan media untuk mempercepat penurunan stunting.

Ia juga meminta Pemkab Jember berkoordinasi untuk memastikan bantuan dalam bentuk kemitraan tersalurkan pada lokasi dan sasaran prioritas serta dapat mengisi kesenjangan yang menghambat cakupan layanan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah.

Ketiga, Ma’ruf meminta bantuan pangan tidak hanya diberikan kepada anak-anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang.

Dia mengatakan penting juga untuk membantu wanita hamil dan anak kecil yang sehat menjaga pola makan mereka agar berat badan mereka tidak turun.

Apalagi dalam hal ini, ibu hamil dan anak dalam keluarganya berisiko mengalami keterlambatan tumbuh kembang.

Selain itu, kata dia, angka stunting pada anak usia enam bulan hingga satu tahun semakin meningkat, antara lain karena kurangnya pasokan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak mencukupi, ujarnya.

“Oleh karena itu, bantuan pangan harus fokus pada penyediaan makanan pendamping ASI yang cukup gizi dan berkualitas, dan salah satu yang diperlukan adalah asupan protein hewani seperti telur, ikan, dan lain-lain,” lanjutnya.

Terakhir, ia menyerukan kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat secara besar-besaran tentang pentingnya mencegah keterlambatan pembangunan.

Dengan cara ini, kata dia, kesadaran masyarakat akan meningkat dan keinginan untuk berpartisipasi aktif dalam mempercepat pengurangan backlog akan tercipta.

“Saya berharap program kerja sama ini dapat dilaksanakan tepat sasaran dan berkelanjutan serta dapat menginspirasi banyak kelompok lain di wilayah Jember untuk memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting,” ujarnya, Kamis (8/10/2023). tinggi badan anak kecil di salah satu Puskesmas di Desa Bandungrehosari, Kota Malang, Jawa Timur. Sebanyak 43 anak kecil yang berisiko mengalami keterlambatan tumbuh kembang mendapat tambahan makanan bergizi. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang mengatakan, Kota Malang memiliki 1.950 tenaga pendamping keluarga untuk membantu mencegah dan menurunkan angka lahir mati, antara lain bidan, tenaga KB, dan tenaga PKK. Suriya/Pwanto (suriya/puwanto)

Maloof mengatakan stunting masih menjadi masalah besar yang perlu ditangani bersama.

Ia mengatakan, keterlambatan tumbuh kembang tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, namun juga kesehatan dan kemampuan berpikirnya.

Ma’rouf mengatakan anak-anak yang mengalami stunting tumbuh menjadi kurang produktif, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan semakin berkontribusi terhadap kesenjangan dan kemiskinan.

Dengan kata lain, katanya, generasi penerus yang mengalami stunting pasti akan membawa masa depan bagi negara yang juga mengalami stunting.

Menurutnya, berbagai upaya pemerintah berhasil menurunkan angka stagnasi pertumbuhan dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 21,6% pada tahun 2022.

Namun, kata dia, waktu kita semakin terbatas untuk mencapai target downtime 14% pada tahun 2024.

“Saya meminta semua pihak, termasuk para pemimpin daerah, untuk terus fokus mengawal percepatan implementasi rencana pengurangan kemacetan untuk mencapai zero kemacetan pada tahun 2030, yang juga merupakan tujuan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya.

Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan di pusat dan daerah harus memastikan adanya sinergitas perencanaan mulai dari tingkat nasional hingga desa, lanjutnya.

Ma’roof juga mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Imasco Asiatic dan Yayasan Dewa Dewi Indonesia yang telah mendukung komitmen percepatan pengurangan backlog dengan memberikan bantuan program crushing di Kabupaten Jember.

“Kami berharap bantuan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi kemacetan di Kabupaten Jember,” ujarnya.

PT Semen Imasco Asiatic dan Yayasan Dewa Dewi Indonesia memberikan bantuan kepada perwakilan warga setempat.

Selain itu, bantuan juga diserahkan secara simbolis kepada Bupati Jember.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *