INFOKUTIM.COM, Jakarta – XL Axiata merilis laporan keuangan tahun 2023. Salah satu yang menjadi sorotan perusahaan adalah pertumbuhan pendapatan XL Axiata sebesar 11% dibandingkan tahun lalu.
Total pendapatan XL Axiata pada tahun 2023 sebesar Rp 32,344 miliar. Dengan jumlah tersebut, pendapatan XL Axiata menjadi 1,28 triliun 800 miliar, meningkat 15% dibandingkan tahun 2022.
Selasa (13/2/2024) Tekno mengutip informasi yang diterima INFOKUTIM.COM, 91% pendapatan tersebut ditopang oleh data dan layanan digital, dengan trafik data meningkat 21% menjadi 9.638 petabyte.
Perusahaan saat ini berkantor di Kuningan, Jakarta Selatan, dan mengelola lebih dari 57,5 juta pelanggan.
Presiden dan CEO XL Axiata Dean Cisarini mengatakan tahun 2023 bukanlah tahun yang mudah bagi perusahaan. Namun XL membanggakan pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba bersih sebesar dua digit.
“Pengembangan fasilitas digital, kualitas infrastruktur jaringan dan adopsi teknologi terkait di seluruh bisnis akan meningkatkan kualitas layanan dan mendorong lebih banyak lalu lintas data, yang akan berkontribusi pada peningkatan ARPU menjadi Rp43 ribu,” kata Dean.
Jika berbicara tentang penyedia layanan data, maka tidak lepas dari infrastruktur jaringan. Hingga akhir tahun 2023, XL telah menambah 14.101 unit BTS, dan kini XL memiliki total 160.124 unit BTS yang melayani 57,5 juta pelanggan.
BTS XL sebagian besar sudah berteknologi 4G, dengan total 104.993 BTS 4G. Penetrasi XL mencapai 61% dari total volume BTS di Indonesia.
Fiber sendiri merupakan upaya modernisasi jaringan dengan menghubungkan BTS melalui fiber. XL juga mengubah peralatan BTS dari microwave menjadi fiber.
Kemampuan fiber dalam meningkatkan kualitas layanan data 4G menjadi salah satu langkah dalam mempersiapkan jaringan 5G.
Upaya jaringan XL tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2024, XL akan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar $7,6 triliun, yang sebagian besar akan digunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan dan layanan.
XL Axiata memiliki total utang sebesar Rp10,11 triliun dan utang bersih sebesar 9,14 triliun.
Arus kas bebas perseroan saat ini berada pada level yang sehat, meningkat 69% menjadi Rp 8,72 triliun.
Pada tahun 2024, XL Axiata berambisi meluncurkan layanan FMC. Kini jumlah pelanggan fixed broadband dan penetrasi koneksinya meningkat dua kali lipat.
Pelanggan XL Home kini naik 75% menjadi 235.000.
Layanan integrasi XL Sales juga disebut-sebut banyak diminati. Saat ini jaringan XL Home dan XL Satu Fiber menjangkau 86 kota/wilayah.
XL ingin menyalip FMC setelah sukses mengakuisisi Link Net tahun lalu. Bahkan, dalam lima tahun ke depan, kedua belah pihak akan meningkatkan cakupan layanan menjadi 8 juta rumah tangga.
Pada bulan Juni dan Desember 2023, kedua belah pihak menandatangani perjanjian kerja sama untuk mengembangkan dan mengoperasikan jaringan 3 juta rumah.
XL juga mengakuisisi 750.000 pelanggan broadband residensial. XL telah menjangkau satu juta pelanggan fixed broadband, sekaligus menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan terbesar kedua di pasar fixed broadband Indonesia.
Perusahaan juga menerapkan efisiensi pada setiap bisnisnya. Salah satunya adalah penurunan efektivitas biaya penjualan dan pemasaran sebesar 6%.
Dengan cara ini, beban operasional atau beban operasional dikendalikan agar lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pendapatan.
Penurunan beban penjualan dan pemasaran ini didorong oleh penggunaan aplikasi digital MyXL dan Axisnet oleh pelanggan. Pada tahun 2023, jumlah pengguna kedua aplikasi ini akan mencapai 29 juta pelanggan.
Menurut perusahaan, kedua aplikasi tersebut akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan menawarkan diskon berdasarkan kebutuhan pelanggan. Hasilnya, XL menawarkan pelanggan proposisi yang lebih efisien.
Penerapan strategi digital melalui analisis data memungkinkan perusahaan berinvestasi di bidang bernilai tinggi dan membangun jaringan.
Data analitik ini juga mengevaluasi berbagai aspek pelanggan XL, aktivitas pemasaran, dan loyalitas pelanggan. Dengan cara ini, klien dapat merancang strategi yang tepat.